Showing posts with label Universitas Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Universitas Indonesia. Show all posts

Aug 30, 2013

Cerita Humas FUSI 2013 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia


Pagi hari sudah bersiap untuk rapat internal humas (Hubungan masyarakat) FUSI (Forum Ukhuwah dan Studi Islam) Lembaga Dakwah Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sesungguhnya ini adalah salah satu pertemuan yang sangat ditunggu. Sangat tertarik untuk mendengar berbagai cerita yang menarik dari anak-anak humasku. Mereka semua supergirl. 

Puteri    : Kadep. Lembah lembut, penyabar, toleran.
Mayang : Wakadep. Ambisius, ekstrovert, perfeksionis
AL     : Nge-BEM. Sisiwi CIBI. Lagi galau prioritas kegiatan (SEMANGAT AL)
Icha   : Langganan jadi panitia konsumsi berbagai kegiatan. Macho tapi feminim. Gimana coba?
Ulfah  : Laris banget diajakin berbagai kepanitiaan. Anak tunggal. Medan asli tapi bukan batak.

Kami satu tim dengan berbagai passion tapi memiliki kesamaan dalam memilih humas, menjadi mulut dari LDF FUSI F.Psi UI 2013. Menurut kami, untuk menjadi yang luar biasa butuh proses. Setiap program kerja yang kami jalankan, kami selalu mencoba memperlihatkan progress nyata kepada semuanya. Walaupun small progress tapi itu merupakan reward telah menaiki tangga positif untuk kemajuan yang lebih kedepannya. Kami lebih memilih untuk menunjukan progress nyata walau kecil daripada tidak sama sekali. Kami percaya, progress kecil yang selalu dilakukan secara berkesinambungan memudahkan kami untuk mendekatkan diri kepada tangga luar biasa positif tersebut.

Kewalahan. Gue merasakan kadep humas sangat kewalahan ngumpulin anak-anak humas karena memiliki berbagai kegiatan yang cukup padat diluar FUSI, termasuk diriku. Hanya bertemu 1 jam untuk membahas satu proker saja akan kurang. Kenapa? Ngga dioptimalin ya waktunya? BUKAN KARENA ITU!! Tapi, karena kami terbiasa diskusi sampe detail. Walaupun begitu gue sangat menyukai ini, karena mengasah kami memprediksi hal-hal yang tak terduga yang mampu mempengaruhi hasil kerja kami. Walaupun terkadang ngebuat repot karena waktu yang molor, tapi kami selalu berusaha untuk tidak bekerja setengah-setengah. "Pilih yang terbaik atau yang terburuk? Jangan setengah-setengah! Optimalkan" (Fav-Quote)

Pagi ini pun bertemu untuk sekedar berbincang-bincang, menghangatkan hubungan internal kami. Walaupun tetap diselipkan membahas dua program eksternal humas hihiii 

.........

Tak jarang yang menanyakan dan berkomentar,

"Apa sih enaknya ikutan FUSI?"
"Kan yang ikut FUSI yang alim-alim"
"Gue bisa apa.. ilmu agama gue masih dangkal"

BEGINI YAAA.
Dalam kepengurusan LDF FUSI memang ada yang alim-alim dan ada juga yang sudah mendalami ilmu agamanya lebih detail, ADA iya ADA. Pendapat mengenai alim dan ilmu dangkal itu tergantung kalian sendiri, gimana sudut pandang kalian mempersepsi hal yang ada pada seseorang ataupun dalam FUSI. Tapi, ada juga kok orang-orang yang merasa masih ilmu pemahamannya biasa aja tapi memiliki semangat baja belajar mengenai agama, salah satunya gue (Applause). Beberapa teman pengurus lainnya juga gitu. Disini kita belajar bersama-sama gimana meningkatkan kualitas diri kita yang telah baik dan memperbaiki yang masih kurang baik. Berdakwah, tentu juga dakwah selalu ada. Setiap program kerja yang diadakan itu merupakan salah satu bentuk dakwahan yang FUSI lakukan. Disini, FUSI Psikologi berusaha memberikan nuansa harmoni bagi semua muslim Psikologi. Yang paling tak akan terlupakan, kekeluargaannya erat banget. Menurut gue, disini gue menemukan tempat untuk mengadu. Disini, gue juga menemukan orang-orang yang memiliki keikhlasan dan toleransi tinggi. Penyabar, budi pekerti baik, dan bersahaja. Serius deh, kalo lagi ngumpul bareng mereka berasa adem, tenang, deket dengan Allah. Hal yang paling gue sukai ketika sela-sela istirahat ngumpul, banyak yang membaca Al Quran dengan nada yang merdu untuk didengar. Selain itu, semakin banyak ketularan untuk melakukan amal ibadah sunnah. Ketika lagi terasa stress over, melakukan amal ibadah sunnah setelah ibadah wajib sangat membuat hati lebih tenang.

Lakukan segala sesuatu semaksimal mungkin! Jangan setengah-setengah kalau tidak mau menerima hasil yang setengah-setengah


Twitter  :  @Fusiers
Fb : Fusi Psikologi Universitas Indonesia
Blog : fusipsikologiui.blogspot.com

Aug 21, 2013

Terurai Cerita Dibalik Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Indonesia 2013

Satu bulan lebih saya hidup dan beraktivitas setiap harinya bersama orang-orang yang membawa satu visi, yaitu berharap apa yang dilakukan memberikan perubahan positif di masa depan. Bisa dikatakan bahwa kehidupan K2NT lebih banyak mengasah ketajaman perasaan dan pola pikir ini. Sesungguhnya terlalu banyak makna proses hidup yang dijalankan tiap harinya sehingga tak jarang sulit dilukiskan sepenuhnya melalui kata-kata.
Ya, bukanlah pemandangan yang jarang saya melihat ekspresi teman-teman atau pun masyarakat yang menggambarkan perasaan yang tengah dirasakan. Tak jarang saya menyaksikan lalu-lalang berbagai macam emosi ini begitu saja, baik yang menyisakan suka maupun duka.
            Akan tetapi, dibalik itu semua setiap harinya selalu ada satu hal yang dapat saya tarik garik lurusnya. Senyuman menghangatkan tanda kesan yang penuh arti. Semangat anak-anak dari awal mengenal kami hingga dalam proses bermain-belajar membuat kami makin teguh untuk meluruskan apa yang masih terkesan bengkok. Disini saya semakin memahami arti mendidik. Sungguh, anak-anak kecil ini mampu menjadi gambaran bagaimana kedepannya hidup ini akan berjalan. Sungguh, semangat baja untuk belajar dan berjalan di garis kejujuran kami tanamkan disini. Melalui senam pemanasan, permainan tradisional dan lirik-lirik lagu yang menyenangkan kami berbagi mengenai maksud menjaga lingkungan sekitar. Betapa keharuan semakin hari kian terpupuk melihat pola pikir dan tingkah laku anak-anak yang menanjak pada tangga positif. Tak bisa dipungkiri, suka duka akan selalu beriringan terjadi. Akan tetapi, bagi saya yang paling penting fokus memaksimalkan hal positif untuk menambah volume positif lainnya sehingga mampu menutupi atau bahkan mengurang hal negatif.
            Keberadaan anak tak akan jauh dari keberadaan sang ibu. Ibu-ibu disini membuat saya seringkali merasa bahwa “hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia” tak hanya berlaku  bagi mereka melainkan bagi saya. Mungkin mereka melihat saya dan teman-teman seperti percikan cahaya yang menyinari harapan-harapan anaknya untuk belajar dan berilmu. Ibu-ibu di Tugu Utara menggandeng erat kami untuk memberikan perubahan di kampungnya sendiri. Keharuan makin dirasakan ketika menyaksikan ibu-ibu disini sudah mulai minimalisasi pura-pura tidak tahu kelakuan membuang sampah sembarangan. Senyum tawa mereka tak kalah bahagianya dengan anak-anak dan KAMI. Masa-masa senyum tawa ini rasanya jauh berlipat ganda dibanding dengan jumlah duka. Sungguh mereka adalah bagian dari orang-orang yang memiliki senyum ini.

            Bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Bersama berbagai duka selalu ada suka. Dan kali ini saya diajarkan untuk merasakan suka yang terpaut jauh mengharukan di Tugu Utara 06/04.

Jul 8, 2013

Lihatlah Lebih Dekat (K2N tematik Universitas Indonesia)

#K2NTematikUI2013
Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Indonesia 2013

Area Hulu Ciliwung
Kampung Sukatani, RT 06 RW 04, Desa Tugu Utara, Bogor
Tujuan                         : Pengorganisasian masyarakat melalui pengelolaan lingkungan.
Sub-topik yang diambil : Klasifikasi, pemanfaatan, dan pengelolaan sampah.
Program                       : Edukasi anak-anak, edukasi warga, dan advokasi pengadaan TPS.

Gue berkesempatan tinggal di tengah-tengah perbukitan yang di apit tiga gunung; Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Gunung Salak yang disekitar Puncak Bogor. Diiringi udara yang segar dan pemandangan yang hijau asri. Cukup tergambar jelas kah keindahan perbukitan dan pegunungan ini terlihat dari tempat tinggal gue? Apalagi ketika keluar dari rumah, posisi rumah persis deket tepi jurang yang mampu memperlihatkan tata letak dan kontur Kota Bogor bagian Kecamatan Cisarua. Kalo lagi duduk di Gazebo malam hari, Wuih Subhanallah cantiknya kerlap-kerlip kota dan bintang dilangit. Eye catching banget ngelihatnya (baju kaleeeee)

Berbagi. Ya! Kehadiran gue disini untuk berbagi kebermanfaatan.
Seperti janji Allah. Ketika kita memberi maka kita tidak akan merasakan kekurangan, malahan akan menerima dan merasakan hal yang lebih. Dan gue sangat merasakan kekuatan itu disini.

........
Ceritanya, hari ini gue kembali tersentuh dengan tingkah laku anak-anak. Untuk kesekian kalinya.

Ketika gue dan teman-teman untuk kedua kalinya mencoba menjelajahi area tempat tinggal, kami mencoba menjelajahi sampe puncak bukit tempat tinggal warga kami. Sungguh, puncak bukit jalanannya cukup curam dan berbatu, serta berkelok-kelok. Kanan-kiri pepohonan atau kebun tanpa ada tiang lampu atau listrik lho. Dan, kalo pukul 17.30 WIB wuih jangan jalan sendirian deh. Gelap, entar kepeleset dan rawan. Dinginnya bro sist, enggak nahan buat pemula tinggal seperti gue dan teman-teman.

Nah, posisinya lagi berjalan di area perbukitan yang bener-bener cukup terjal. Tiba-tiba dari nun kejauhan anak-anak yang tadinya sempat berpapasan dengan kami di kaki bukit, berteriak dan menyapa

"Kak Mayang, hati-hati yaa!"

Gue menoleh dan terkaget. Oh Tuhan, hati gue bener-bener tersentuh. Anak-anak mengingat nama gue dan menyapa sekaligus mengingatkan gue melalui kalimat-kalimat pendek tapi penuh makna. Padahal baru satu kali gue bertemu dan mengenalkan diri ke mereka. Sungguh cepatnya informasi disebarkan melalui anak-anak.

"Cuma Kak Mayang aja nih?" (Timpal salah satu teman gue)

Disahut dengan,

"Kakak! Kakak! Kalo jatuh nanti BANGUN lagi yaaa!!!" (menambahkan sembari melambaikan tangan dari atas bukit yang berbeda dari kami)

Hati terharu. Wajah merona. Bibir terdiam.

Oh, Guys! Kalimat nya sederhana tapi bermakna luar biasa. Tersipu malu. Gue yang sedang berada dalam kondisi keletihan mendaki perbukitan untuk menuju tempat edukasi warga, malah diberi support dari mereka. Sempet ngos-ngosan dan ngedumel dalam hati karena tidak kunjung sampai, akan tetapi semua rasa itu tiba-tiba hilang. Senyum mereka, tawa mereka, ekspresi mereka, kata-kata mereka, menjadi suplemen sekaligus energi positif untuk semakin semangat memberi kebermanfaatan buat mereka dan desa ini.

.........

Sungguh, makin membuka mata bahwa keluh kesah dalam hati dan keletihan hanya menjadi butiran debu dari sekian banyak energi untuk berbagi kepada mereka.

Lihatlah lebih dekat. Di atas langit masih ada langit. Semoga kamu berdiri di langit yang tepat dengan cara yang tepat.

Nov 29, 2012

Laporan Hasil Belajar Manajemen Kelas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Ini salah satu laporan hasil belajar mengenai manajemen kelas, semoga ilmunya bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Sinopsis Film

Film ini diangkat dari kisah nyata yang menceritakan seorang guru SD bernama Ron Clark yang memiliki cinta dan kesetiaan pada pekerjaannya. Suatu hari ia pindah ke New York dan mengajar di salah satu sekolah di sana. Sebenarnya, ia ditawari oleh kepala sekolah untuk mengajar di kelas yang kondisinya lebih kondusif. Namun, ia malah memilih mengajar di kelas yang dipenuhi siswa yang terkenal brutal dan sering membuat citra sekolah cukup berantakan.
Ron perlahan-lahan mengubah suasana kelas yang buruk dan tidak menarik tersebut menjadi kelas yang kondusif. Pertama-tama, dia mengubah atmosfer kelas melalui menempel peraturan-peraturan kelas “We are a family” dan kalimat motivasi belajar “Dream big, take risk”. Tidak hanya itu, dia juga rela mengecat ulang warna dinding kelas menjadi warna yang lebih terang sehingga kelas tampak lebih menarik. Selain itu, Ron juga mencoba mengubah tatanan barang-barang dalam kelas. Namun, bentuk bangku auditorium style tetap tidak diubah, hanya saja bangkunya diganti dengan bangku belajar yang lebih baru. Ron bener-bener tulus dan sabar untuk mengajar siswa-siswa yang susah diatur tersebut. Kepala sekolah pun sampe beberapa kali menanyakan kepada Ron mengenai sikapnya yang dianggap terlalu berlebihan dalam membantu keberhasilan belajar siswa.
Suatu hari Ron kehilangan kesabaran dan memarahi salah seorang anak didiknya. Kejadian itu membuatnya merasa telah melakukan kesalahan besar, sehingga memutuskan berhenti mengajar. Untunglah seorang perempuan (yang kemudian menjadi kekasihnya), yang pernah menjadi teman kerjanya (sebagai pelayan) di sebuah restoran tempat Ron mencari nafkah tambahan selama tinggal di kota super mahal itu, mampu membangkitkan semangatnya yang redup. Maka, keesokan harinya pun ia kembali mengajar.
Tidak mudah memang menaklukan siswa di kelasnya itu. Siswa-siswa seolah-olah kompak ingin mengusir setiap guru yang mencoba mengajar di kelas mereka, termasuk Ron. Selain manajemen kelas, Ron juga pernah berusaha mendekatkan diri pada siswa secara individual. Dia mempelajari karakter anak-anak tersebut dan mengajar sesuai dengan hal-hal yang dikuasai anak tersebut. Sebagai contoh, dia membuat lagu RnB yang liriknya merupakan nama-nama presiden AS sebagai metode lain untuk mempelajari sejarah. Padahal hal ini merupakan punishment untuk murid-muridnya, walaupun punishment berupa hal yang menyenangkan. Dia juga melakukan pendekatan di luar kelas dengan cara ikut bermain lompat tali bersama murid-muridnya. Orang tua muridnya juga mendukung metode pengajaran yang dilakukan Ron.
Dengan kesabaran dan metode mengajar yang mampu menarik perhatian siswanya, perlahan kondisi kelas pun semakin membaik. Usaha yang dilakukan Ron menunjukan hasil yang positif. Ron mampu membuat siswa yang sangat nakal dikelasnya menjadi siswa yang mendapatkan peringkat tertinggi dikelas. Tidak hanya itu, kelas Ron yang semula selalu memiliki prestasi terendah menjadi kelas yang memiliki prestasi tertinggi disekolahnya. Ron memberikan reward berupa award kepada semua siswanya, namun ada empat siswa yang hanya memiliki award khusus karena memiliki keahlian lebih dibanding siswa yang lain, yakni dalam bidang seni, matematika, dan bahasa inggris.


Penjabaran Teori

            Dalam melakukan proses mengajar, manajemen kelas perlu diperhatikan untuk membentuk suasana kelas yang berjalan lancar dan murid terlibat aktif dalam pembelajaran (Santrock, 2011). Ron Clark dalam film menunjukan sikap yang berusaha memperbaiki kondisi dan suasana kelas yang diajarnya. Ron berusaha mengubah suasana kelas yang buruk, kacau, dan tidak menarik menjadi kelas yang nyaman dan menarik sebagai tempat belajar. Beberapa hal yang dilakukan Ron untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya adalah mendesain lingkungan fisik kelas, menciptakan lingkungan yang positif, menjadi komunikator yang baik, dan melakukan pendekatan dalam menghadapi perilaku yang bermasalah.
Kelas yang dihadapi oleh Ron Clark termasuk kelas yang berpotensi menyebabkan ruangan kelas yang kacau. Kelas Ron Clark kacau karena belum ada manajemen kelas yang baik, belum ada aturan dan prosedur-prosedur di kelas tersebut. Namun belum tentu pula ketika guru telah menetapkan aturan dan prosedur-prosedur tertentu kelas menjadi tidak kacau. Agar manajemen kelas berhasil, aturan dan prosedur tidak cukup hanya disosialisasikan dan diketahui oleh kedua belah pihak (guru dan murid) saja, melainkan harus disepakati bersama atau disetujui oleh kedua belah pihak.
Ron yang awalnya hanya mencoba mengaplikasi dan menerapkan peraturan saja dikelas, mengubah metode pengajarannya dengan cara mengembangkan hubungan dan kesempatan menata diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Kennedi dkk (2001, dalam Santrock, 2011),  mengubah manajemen kelas agar siswa mau berdisplin diri dan terlibat dalam pembelajaran aktif. Dia juga mencoba menerapkan musyawarah dalam kelas melalui kerjasama antar siswa melalui aplikasi bahwa mereka semua adalah keluarga. 
Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam kelas dapat membuat kelas yang ramai dan kompleks, sehingga dapat menimbulkan kekacauan dan masalah. Masalah utama yang sering muncul yaitu, kurang disiplin. Walter Doyle (1986, Santrock, 2011) menyebutkan ada enam karakteristik kompleksitas lingkungan kelas dan potensi problemnya, yaitu sebagai berikut.
1.      Kelas adalah multidimensional. Banyak aktivitas maka akan mengganggu konsentrasi belajar.
2.      Aktivitas terjadi secara simultan seperti banyaknya aktivitas kelas yang terjadi berkesinambungan.
3.      Hal-hal yang terjadi secara cepat. Sebagai contoh, perdebatan atau siswa yang saling mengejek.
4.      Kejadian yang sering kali tidak bisa diprediksi.Sebagai contoh, kebakaran, murid sakit, atau air conditioner rusak.
5.      Hanya ada sedikit privasi dalam kelas. Terlalu banyak kejadian dikelas yang tidak dapat dikontrol untuk ditutupi membuat siswa mampu melihat segala kejadian dikelas sebe;ah mata, termasuk keadilan guru dalam menyikapi perlikau setiap siswa.
6.      Kelas yang punya sejarah.Umumnya murid melakukan asosiasi antara penanganan kelas yang dilakukan guru yang terdahulu dengan apa yang akan terjadi dimasa mendatang.
Cara yang dilakukan Ron dengan menyampaikan aturan diawal pertemuan dan mengajak murid terlibat dalam semua aktivitas pembelajaran merupakan metode memulai pembelajaran dengan benar (Santrock, 2011). Ada dua tujuan manajemen kelas yang efektif yaitu membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah siswa mengalami problem akademik dan emosional.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk efektivitas manajemen kelas adalah mendesain lingkungan fisik kelas, menciptakan lingkungan yang positif, menjadi komunikator yang baik, dan melakukan pendekatan dalam menghadapi perilaku yang bermasalah.

A. Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Menurut Evertson & Emmer (2009, dalam Santrock,  2011) dalam mengatur sebuah ruangan kelas, ada 4 prinsip yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
     mengurangi kepadatan di tempat lalu lalang karena seringnya gangguan dan pengacauan yang terjadi di area tersebut
     Pastikan pengajar dapat melihat semua muridnya
     Pastikan materi pengajaran dan perlengkapan murid mudah diakses
     Pastikan bahwa siswa dapat dengan mudah mengobservasi keseluruhan kelas

Keempat hal tersebut berkaitan dengan gaya penataan bangku duduk siswa dalam kelas. Gaya penataan fisik kelas ini juga harus disesuaikan dengan tipe pengajaran apa yang akan diterima siswa.
a. Auditorium style. Semua murid menghadap guru dan membatasi kontak mata siswa  
   tatap muka sehingga guru lebih leluasa berpindah posisi.
b. Face-to-face style, siswa duduk saling berhadapan dengan siswa lainnya
c. Offset style, siswa dalam jumlah yang kecil  duduk dibangku tetapi tidak duduk
    berhadapan langsung satu sama lain.
 d. Seminar style, siswa dalam jumlah besar duduk melingkar , atau membentuk huruf U
 e. Cluster style, siswa membentuk kelompok kecil yang efektif dalam aktivitas  
   pembelajaran kolaboratif.

Dalam film ini, Ron Clark menggunakan susunan kelas auditorium style dimana seluruh siswa berhadapan langsung dengan pengajarnya. Susunan seperti ini menghambat terjadinya kontak antara siswa, seperti mengobrol, bercanda, dan lain sebagainya. Susunan seperti ini juga membuat pengajar lebih leluasa bergerak dan berpindah posisi di dalam ruangan kelas tersebut, ia juga dapat menghampiri siswanya dengan leluasa (Santrock, 2011). Ron juga melakukan penyelarasan dalam ruangan kelas tersebut agar lingkungan belajar terasa lebih menyenangkan dan nyaman. Menurut Weinsten dan Mignano (2007), ruangan kelas seringkali menyerupai ruangan motel, menyenangkan tapi bukan untuk perseorangan, tidak menyatakan apapun tentang orang-orang yang menggunakan ruang tersebut (dalam Santrock, 2011). Ron membuat kelas tersebut senyaman mungkin bagi siswanya, seperti mengecat ruangan kelas tersebut dengan warna ungu yang semula berwarna putih, sehingga ruangan kelas terlihat lebih menarik, ia juga menghias kelas tersebut dengan berbagai aturan yang ada di kelasnya, ia menempel kata kata motivasi dalam kelas tersebut.

B. Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran
            Untuk membentuk manajemen kelas yang efektif, Ron mencoba menggunakan strategi umum, mempertahankan aturan dan prosedur, dan mengajak murid untuk bekerja sama. Menurut Diana Baumrind (1971, 1996, dalam Santrock 2011), ada tiga gaya manajemen kelas, yaitu sebagai berikut.
1.      Gaya manajemen kelas otoritatif. Melibatjan siswa dalam kerja sama give and take dan menunjukan sikap perhatian kepada mereka.
2.      Gaya manajemen kelas otoritarian. Gaya yang restriktif dan punitif, serta mengekang dan tidak banya melakukan percakapan dengan siswa.
3.      Gaya manajemen kelas permisif. Memberi banyak otonomi tapi tidak berupa dukungan kepada siswa, sehingga kebanyakan siswa memilki kemampuan yang kurang memadai.

Ron dalam film, menunjukan gaya mananjemen kelas otoritatif. Hal ini terlihat dari beberapa metodenya berupa pendekatan diri secara personal pada tiap siswa. Ron juga rela menggunakan metode pembeljaran dimana dia dibuat sebagai punishment untuk meminum susu agar mendapat perhatian para siswanya dalam menjelasakan mata pelajaran.
            Ron juga menunjuka pengelolaan aktvitas kelas secara efektif. Dia mencoba merespon perilaku menyimpang anak-anak yang sesuai dengan cara manajer kelas Jacob Kounin (1970, dalam Santrock, 2011).
1.      Withitness,  guru mengikuti seberapa jauh apa yang terjadi atau memonitor siswa secara reguler.
2.      Mengatasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Dalam film, saat Ron menjelaskan pelajaran dia keluar dan peka bahwa disuatu sudut dua siswanya sedang berkelahi.
3.      Menjaga kelancaran dan kontinuitas kelas.
4.      Melibatkan murid diberbagai aktivitas menantang. Ron memberikan soal-soal yang mudah namun diubah menjadi permainan, misal lagu. Kemudian sebagai imbalan yang mendapatkan nilai bagus diberikan permen.

     Dalam menjelaskan mengenai aturan dan prosedur, Ron juga menjelaskan secara masuk akal, memberi alasan yang jelas, dan mengakkan sasaran secara konsisten. Hal dilakukannya dengan cara spesifik, sehingga sebagian besar siswa dapat mengikuti peraturannya. Hingga pada akhirnya semua siswa mematuhi aturan yang dibuatnya dan ditempel didinding.
            Ron dari pertama cara mengajar yang otoritatif, mengajak siswa untuk selalu bekerjasam. Untuk memberikan apresiasi kepada siswa yang dapat merespon secara benar terhadap pelajaran yang diberikan Ron, dia melakukan tiga strategi. Tiga strategi tersebut seperti yang dijelaskan Santrock (2011).
1.      Menjalin hubungan positif dengan siswa
1.      Mengajak siswa untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
2.      Memberi hadiah pada perilaku yang tepat.

C. Menjadi Komunikator yang Baik
Melakukan manajemen kelas kepada siswa, tentu membutuhkan komunikasi. Cara melakukan komunikasi haus melibatkan aspek bicara, mendengar, dan komunikasi non verbal. Dalam keterampilan berbicara, Ron memiliki gaya bicara didepan siswa yang baik, bersikap tegas (asertif), dan memberi ceramah yang efektif.  Ada empat gaya komunikasi verbal yaitu sebagi berikut.
·         Gaya agresif, cenderung galak kepada orang lain.
·         Gaya manipulatif, berusaha mendapatkan apa yang diinginkan dengan membuat orang merasa bersalah kepada dirinya.
·         Gaya pasif, bersikap tidak tegas dan pasrah.
·         Gay aserif, bertindak tegas dan mengekspresiakan pandangan secara terbuka.

Dalam keterampilan mendengar, cara Ron meminum susu setiap kali menjelaskan pelajaran didepan kelas membuat siswa menjadi mendengar aktif. Mendengar aktif adalah memberi penuh pada pembicara, memfokuskan pada isi intelektual, dan emosional dari pesan. Ron memiliki ide-ide mengajar yang mampu menari perhatian siswanya. Dia juga menggunakan komunikasi nonverbal seperti ekspresi muka, komunikasi mata, sentuhan , dan diam untuk menunjukan responnya terhadap siswa. Seperti saat salah satu siswa dikelasnya ada yang duduk tidak sesuai peraturan, dia meberikan kontak mata yang menandakan bahwa yang dialkukan siswa tersebut salah.

D. Mengahadapi Perilaku Bermasalah
            Dalam menghadapi perilaku bermasalah siswanya, Ron berusaha menggunakan berbagai cara.  Yaitu intervensi minor, intervensi moderat, dan menggunak sumber daya significant others.
            Dalam intervensi minor, strategi efektif yang dapat dilakukan seperti menggunakan isyarat nonverbal, mengoreksi tindakan murid, mendekati murid apabila melakukan kesalahan, memberikan instruksi perilaku, memberi murid pilihan, dan menyuruh murid secara tegas.  Berbeda dari minor, moderat dapat melakukan hal-hal seperti, jangan beri privilase, membuat perjanjian behavioural, mendiskusikan soal time-out, dan mengenakan sanksi pada siswa yang mengganggu aktivitas belajar dikelas.
            Selain itu, Ron juga melakuakn pendekatan menggunakan berbagai orang disekitar siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Ron mencoba melakukan media dengan teman sebaya siswa untuk membantu mengurangi perkelahian antara dua temannya dikeals. Dia juga mencoba melakukan konferensi dengan para orangtua siswa yang perlu melakukan penangan khusus. Dan, Ron meminta bantuan pada kepala sekolah agar dia diberikan keleluasaan untuk memberikan metode mengajar yang berbeda pada kelasnya.

Kelompok:
Hastin Melur Maharti  
Putrie Kusuma Wardhani 
Sahda Febi Wilendari 
Salsabila Mayang Sari 
Syifa Rizkiyani

Daftar Pustaka
Harri. (2008, Agustus 23).The Ron Clark Story. Diunduh dari
http://harblue.multiply.com/reviews/item/28
Santrock, John W. 2011. Educational psychology. Cetakan kelima. New york:
McGraw-Hill.

Jul 2, 2012

Tugas Mid-Test Mata Kuliah Identifikasi, Pengembangan, dan Kreatifitas

Ini adalah hasil tugas midtest mata kuliah Identifikasi, Pengembangan, dan Kreatifitas (IPK) saya saat semester dua. Cukup menuras keringat. Semoga bisa membantu para pembaca mendapatkan inspirasi dan informasi :)


Analisis Tim Berners Lee Menurut 4 P

Pada zaman yang telah serba modern ini, internet merupakan hal yang cukup esensial dalam kehidupan sehari-hari. Internet tidak hanya membantu dalam bertukar informasi, akan tetapi juga membantu dalam menghubungkan jaringan orang-orang. Ketika berbicara mengenai internet, erat kaitannya dengan World Wide Web atau WWW. WWW adalah program software komputer karya Sir Timothy Berners-Lee yang telah memberikan pengaruh besar pada perubahan kemajuan teknologi di dunia. Karyanya berupa WWW telah banyak membantu orang lain untuk berhubungan satu sama lain baik dalam hal bertukar informasi ataupun kolaborasi mengerjakan tugas-tugas. Sir Timothy Berners-Lee merupakan salah satu orang yang memacu tingkat perkembangan industri kreatifitas di dunia melalui karya WWW miliknya. Beberapa hasil industri kreatifitas melalui karya WWW miliknya seperti Facebook, Twitter, Google, Blogger, dan Wikipedia. Maka dari itu, Sir Timothy Berners-Lee layak termasuk dalam kategori orang yang kreatif. Hal ini dikarenakan Tim-Berners Lee memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan analisa 4P yaitu pribadi kreatif, produk kreatif, proses kreatif, dan press. Berikut adalah analisa 4P untuk Sir Timothy Berners-Lee sebagai orang yang kreatif.

1.        Pribadi Kreatif/ Person
Seseorang akan memiliki pribadi kreatif apabila memiliki bakat dan sikap kreatif. Hal ini dikarenakan untuk menjadi kreatif diperlukan modal dasar. Modal tersebut bisa didapatkan baik secara turun-temurun dari keluarga ataupun didapat dari pembelajaran di lingkungan. Selain itu pribadi kreatif juga dipengaruhi oleh cara berpikir divergen dan konvergen yang digunakan oleh orang yang bersangkutan.

1.1.Bakat Kreatif
   Bakat kreatif terdiri dari beberapa aspek, yaitu kepekaan terhadap masalah, kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, elaborasi, dan orisinalitas. Beberapa aspek ini umumnya didapat dari sejak lahir. Tim-Berners Lee sejak kecil memang telah menampakkan kepeduliannya dan kepekaannya terhadap berbagai permasalahan disekitarnya. Sebagai contoh, saat masih kecil kehidupan lingkungan sekolahnya banyak dikelilingi oleh jalan rel kereta api. Dia sering mengamati hal tersebut hingga bermunculan ide-ide unik yang cemerlang. Hasrat kreatifnya mulai muncul ketika dia berkeinginan agar nantinya kereta api tersebut bergerak sesuai loopnya yang disesuaikan dengan sebuah lagu lengkap yang memiliki aturan atau acuan tersendiri ketika akan berhenti di stasiun-stasiun. Jadi, kereta api tersebut bergerak sesuai dengan lagu yang disesuaikan. Sungguh hal yang jarang terpikir oleh orang pada umumnya.
Kelancaran berpikir juga diperlihatkan oleh Tim- Berners Lee sesaat setelah pertemuan pertama kalinya dengan komputer. Dia mencoba membuat peraga komputer yang sama seperti komputer dikantor ayahnya. Dia menaruh jam dinding dan meja didepannya. Kemudian dia menaruh pita kertas yang dapat didorong oleh kardus juga dibawah laci mejanya. Hal ini dilakukannya untuk mempersamakan karyanya dengan komputer asli. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa kreatif karena saat itu usianya masih dalam masa sekolah dasar. Selain itu, bakat keluwesan berpikir yang dimiliki Sir Timothy Berners-Lee berkembang dari SMA karena distimulasi untuk memikirkan alternatif jawaban dalam memecahkan soal oleh guru kimianya, Daffy Pernell dan guru matematikanya, Frank Grundy.
Kemudian, semakin dewasa kepekaan terhadap masalah, kelancaran, dan keluwesan berpikirnya pun semakin berkembang. Hal ini terlihat ketika dia bekerja di CERN (the European Organization for Nuclear Research). Dia mencoba memecahkan permasalahannya yang sulit bekerja sesuai dengan sistem program hierarki atau cabang pohon yang dtetapkan oleh CERN. Menurutnya, sistem tersebut rumit dan acak karena tempat penyimpannya tidak terakses secara teratur. Alhasil, dia mencoba mengkolaborasikan antara hypertext dan multiple text object secara bersama-sama melalui single word associations yang kemudian melahirkan sistem Enquire. Sistem ini memiliki ruang lingkup yang lebih imajiner dan lebih besar sehingga membantunya untuk bekerja dalam sebuah ruang kerja kolaboratif bagi orang untuk merancang sistem bersama.
         Dalam membuat program-program, Tim-Berners Lee tidak menduplikat hasil karya orang lain, akan tetapi dia mencoba menghasilkan karya yang baru melalu elaborasi HTML, HTTP, dan URL yang telah ada ketika dia bekerja di CERN. Dia merasa hal tersebut belum cukup membantunya dalam menyelesaikan program-program kerja yang harus dia selesaikan. Kemudian, dari hasil elaborasi tersebut menghasilkan sebuah karya yang bernama World Wide Web atau WWW. WWW merupakan karya original Tim-Berners Lee. Saat itu, tidak ada hasil karya kreatifitas seperti dia karena sistem yang sedang populer adalah sistem hierarki atau cabang pohon. Hal itu merupakan gerbang baru bagi industri kreatifitas dunia dalam menciptakan produk-produk kreatif.

1.2.                 Sikap Kreatif
                                    Orang yang kreatif tentu memiliki sikap-sikap yang kreatif. Beberapa ciri-ciri sikap kreatif adalah terbuka pada pengalaman baru, memiliki rasa ingin tahu, ulet, mandiri, berani ambil resiko, dan berani tampil beda. Sir Timothy Berners- Lee memiliki ciri-ciri sikap kreatif ini sejak kecil hingga dia menemukan WWW. Hal ini pertama kali dipengaruhi oleh sikapnya yang terbuka pada pengalaman baru. Sebagai contoh, Saat dia bingung menentukan arah dan tujuan bekerja setelah keluar dari Oxford, dia mencoba untuk memulai pengalaman baru untuk bekerja di CERN yang membawanya menjadi konsultan program. Hal itu tidak pernah terpikirkan oleh dirinya, karena dia bekerja di CERN hanya dengan membawa fakta bahwa dia bisa menggunakan mikroprosesor. Namun, siapa bisa menyangka bahwa awal bekerja di CERN ini yang mengantarkannya untuk menemukan WWW. Memang semua yang dilakukannya memerlukan proses dan waktu yang panjang.
Kemudian, rasa ingin tahu yang besar juga merupakan salah satu faktor pendorong Tim-Berners Lee menemukan WWW. Sejak kecil, rasa ingin tahunya mulai nampak saat dia sedang bermain bersama temannya. Hal yang ia bahas bersama temannya bukan permainan melainkan hal yang berhubungan dengan sains dan matematika. Ketertarikan untuk mengutak-atik barang elektronik juga merupakan salah satu rasa ingin tahunya yang mendorong agar bisa menciptakan suatu produk kreatif yang baru.
                        Sikap ulet yang dimiliki oleh Tim-Berners Lee juga membantu dalam penemuan WWW  karyanya. Saat orang banyak kurang mendukung dengan sistem Enquire, dia tetap mempertahankan dan menggunakan karyanya tersebut. Hingga dia juga mengahasilkan sistem vacuum control state untuk membantu pekerjaannya. Sistem Enquire yang telah dihasilkan malah dijadikan sebagai program sampingan untuk mendampingi store random associations program. Jika dia tidak ulet, kemungkinan karyanya hanya akan berhenti sampai saat itu saja. Sikap uletnya ini diiringi kemampuannya untuk berani mengambil resiko. Disaat banyak orang tidak mendukung karyanya, dia tetap memperjuangkan karyanya hingga menawarkan kepada temannya untuk digunakan.
                        Sistem Enquire yang pertama kali dia ciptakan memang awalnya hanya untuk kepentingan pribadinya saja demi mencukupi kebutuhan otonomi dirinya, akan tetapi setelah itu dia kembangkan menjadi program yang bisa digunakan oleh banyak orang. Sama hal nya dengan WWW yang kemungkinan dapat menghasilkan keuntungan banyak. Dalam karya WWW miliknya, Tim-Berners Lee berani mengambil resiko untuk menggratiskan dan membebaskan pengguna WWW. Tim-Berners Lee mengatakan bahwa yang dia cari bukan keuntungan komersil melainkan kebermanfaatan karyanya untuk banyak orang. Menurut dia, karyanya tidak akan berguna jika tidak ada orang yang menggunakannya. WWW didesain memang untuk menghubungkan jaringan orang-orang bukan untuk menghubungkan jaringan komputer-komputer.
                        WWW memang merupakan gerbang baru di era program pada masa itu. Saat itu, program yang digunakan adalah hierarki atau cabang pohon yang menurut Tim-Berners Lee merupakan hal yang rumit dan acak. Keberaniannya untuk mengambil resiko dan tampil beda pada program WWW patut dikatakan kreatif. Hal ini dkarenakan, dari keberanian mengambil resiko dan tampil beda ini mengantarkan Tim-Berners Lee pada gerbang kesuksesan seperti sekarang ini. Hingga akhirnya Tim-Berners Lee dikatakan sebagai “Bapak Penemu WWW”.

            1.3        Inventor, Inovator, dan Entrepreneur
                                    Tim-Berners Lee merupakan penemu dari WWW. Hal ini telah banyak diketahui oleh khalayak umum sehingga Tim-Berners Lee dijuluki  sebagai “Bapak WWW”. Hal ini menunjukan bahwa Tim-Berners Lee merupakan Inventor. Selain itu dia juga merupakan inovator. Disebut sebagai Inovator karena dia telah melakukan inovasi pada produk sistem yang telah ada sehingga menjadi lebih baik dan lebih berguna. Hal ini diawali dari kolaborasi antara HTML, HTTP, dan URL yang berubah menjadi WWW. Sebelum menghasilkan WWW, Tim-Berners Lee menghasilkan Enquire. Namun Enquire tidak banyak diterima oleh orang terutama teman kerjanya. Sebagai penyempurnaannya, maka dia menginovasi dan menghasilkan WWW tersebut. Enquire dan WWW tidak diciptakan untuk mencari keuntungan akan tetapi agar membantu memudahkan bertukar informasi dan pencarian dokumen. Walaupun begitu, Tim-Berners Lee tetap merupakan entrepreneur karena telah menciptakan berbagai produk kreatif dan mendorong industri kreatifitas berkembang.

2.         Produk Kreatif
          Produk yang dihasilkan oleh Tim-Berners Lee menampilkan hal yang berbeda, baru, dan berguna.  Seperti yang telah disinggung diatas, Enquire dan WWW merupakan produk yang mengkolaborasikan hal yang telah ada sehingga menjadi hal yang baru. Hal yang baru ini tentu berbeda dan tidak sama seperti yang telah ada. Produk kreatif hasil Tim-Berners Lee merupakan sistem yang canggih. Sistem ini memang awalnya hanya berguna dan dimanfaatkan oleh Tim-Berners Lee sendiri namun lama kelamaan Tim Berners Lee memanfaatkan karyanya terutama WWW untuk banyak orang.
          Hasil karya Tim-Berners Lee ini baru dan tidak ada yang sama dengan hasil karya lain. Dikatakan baru karena saat itu sistem yang berkembang adalah hierarki atau cabang pohon yang masih berupa store random associations. Sedangkan Tim-Berners Lee menampilkan sistem yang teratur dan bisa diakses dengan mudah tanpa log in terlebih dahulu seperti sistem hierarki. Ini menampakkan dua hal yang berbeda. Sehingga dapat dikatakan bahwa karya Tim-Berners Lee berbeda dan baru.
          WWW yang dihadirkan Tim-Berners Lee banyak digunakan orang karena programnya yang lebih sederhana dan tidak rumit seperti random associations yang harus menghubungkan satu user ke user lain terlebih dahulu agar dapat bertukar informasi berupa file, dokumen, ataupun foto. Hal ni juga menunjukan bahwa sistem yang ditawarkan oleh Tim-Berners Lee berbeda dan jauh lebih baik daripada sistem yang ada pada saar itu. Web yang diciptakan Tim-Berners Lee berguna untuk menghubungkan jaringan orang-orang bukan menghubungkan jaringan-jaringan komputer. Hal ini sangat ditekankan oleh Berners-Lee bahwa manfaat web tersebut untuk orang-orang sangat banyak. Selain itu web juga untuk mendukung pengaturan set-set kelompok manusia yang dapat memberikan manfaat.

3.             Proses kreatif
Dalam melakukan proses-proses menciptakan hal kreatif, ada lima tahapan yang akan diproses yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, verifikasi, dan implementasi. Berikut ini adalah penjelasan dari kelima tahap proses kreatif Tim-Berners Lee untuk menghasilkan produk kreatifnya.

3.1    Persiapan
Sejak kecil, dia memiliki ketertarikan dibidang matematika dan elektronik. Secara tidak langsung banyak kejadian yang telah mampu mengasah kemampuannya sebelum menciptakan WWW. Dengan ilmu matematika dan bakat mengutak-atik barang elektronik, Tim-Berners Lee mampu mengubah kalkulator bekas menjadi sebuah keyboard QWERTY yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Hal itu dilakukan Tim-Berners Lee saat masih berada di sekolah dasar. Selain itu, dari masa sekolah juga Tim-Berners Lee juga sudah lebih tertarik dengan hal-hal yang membahas matematika dan sains. Hal ini dipengaruhi juga oleh dukungan guru fisika dan matematikanya sehingga ketertarikan terhadap kedua mata pelajaran ini lebih. Ini merupakan tahapan dimana proses terciptanya gagasan produktif yang kreatif.

3.2      Inkubasi
            Inkubasi yang merupakan proses mengalihkan perhatian sejenak dari mencari alternatif penyelesaian permasalahan.  Tim-Berners Lee melakukan beberapa hal inkubasi saat memikirkan alternatif penyelesaian permasalahan. Hal tersebut diantaranya mengobrol bersama temannya sambil minum kopi. Minum kopi adalah inkubasi dari proses penciptaan Enquire. Beberapa hal yang disukai oleh Tim-Berners Lee seperti mendaki gunung, berjalan di alam bebas, dan bersenda-gurau bersama keluarganya.

3.3      Iluminasi
Tim-Berners Lee menyatakan bahwa dia tidak sependapat bahwa ada “AHA moment”. Dia mencurigai mengenai pendapat ini. Menurut Tim-Berners Lee alternatif penyelesaian masalah tidak akan ada tanpa adanya diskusi atau proses bertukar pikiran dengan orang lain. Tim-Berners Lee juga mencurigai kemungkinan iluminasi yang didapat Archimedes dalam bak mandi. Menurut Tim-Berners Lee, kemungkinan Archimedes sebenarnya telah mendapat solusi permasalahannya hanya saja dia mulai terpikir dan mengerti idenya ketika berada di bak mandi.
Namun, dalam kenyataan Tim-Berners Lee mendapatkan ide membuat program Enquire dan WWW sebagai hasil perasaan terbeban atau depresi karena kesulitan dalam menyelesaikan permasalahannya. Hingga akhirnya dia mencoba berbagai cara agar mampu menemukan alternatif permasalahannya. Alhasil, alternatif penyelesaian permasalahannya dalam kesusahan mencari dokumen juga memberikan manfaat kepada teman-teman kerjanya dan orang lain.

3.4      Verifikasi
            Dalam proses ini, Tim-Berners Lee mencoba menguji kevalidan dan manfaat dari sistem yang dia hasilkan kepada dirinya sendiri terlebih dahulu. Dia mempraktekkan sistem WWW untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya. Setelah dia merasa hal tersebut sudah baik, dia mencoba menawarkan dan menerapkan pada teman-teman kerja di CERN. Setelah merasa hal itu baik dan berhasil, Tim-Berners Lee baru memunculkan WWW kepada khalayak umum.

3.5      Eksploitasi
            Tim-Berners Lee menyatakan sendiri bahwa dirinya memang ingin WWW hasil karyanya digunakan oleh khalayak umum. Tim-Berners Lee menginginkan bahwa WWW dapat dimanfaat oleh banyak orang bertukar informasi. Tim-Berners Lee tidak ingin menjadikan WWW sebagai ajang komersil meraup keuntungan. Hal ini dikarenakan, WWW akan berguna jika semua orang menggunakannya secara bebas dan tidak ada aturan pembayaran yang terkait. Jika ada aturan pembayaran maka hal ini jelas akan menghambat proses pertukaran informasi dan pencarian dokumen sehingga manfaat WWW sebagai wadah yang memudahkan orang lain untuk bertukar informasi atau mencari dokumen tidak bermanfaat.

4.             Pencetus kreativitas/ Press
Kreativitas merupakan kesinambungan Csikszentmihalyi antara individu, domain/ranah, bidang serta aspek sosial. Selain itu, ada juga faktor Creativogenic yang berhubungan dengan beberapa hal kreativitas Tim-Berners Lee. Dibawah ini adalah penjelasan-penjelasan kreativitas yang dihasilkan Tim-Berners Lee sebagai pencetus kreativitas.

4.1      Sistem Model Csikszenthimalyi
4.1.1.            Culture
Sir Timothy Berners-Lee memiliki ketertarikan dalam hal mengotak-atik barang bekas atau barang yang setengah rusak agar bisa dihasilkan barang yang lebih bermanfaat. Salah satu contohnya saja yaitu kalkulator bekas yang ditemukannya ditempat sampah. Kalkulator tersebut ditambahkannya dengan matriks dioda untuk menghubungkan kode dan biner disetiap angka. Tulisan-tulisan angka dikalkulator dihapus lalu diubahnya dengan keyboard QWERTY sehingga menjadis sebuah keyboard. Selain itu, dia menyukai buka-buku fiksi ilmiah seperti cerita detektif. Dia juga menyukai alam bebas dan berjalan-jalan disekitar area pergunungan bersama teman-temannya.

4.1.2.            Field
Tidak hanya latar belakang orang tua, di lingkunganpun Berners-Lee memang sering mengaplikasikan ilmu matematikanya. Dia bersama teman seperermainannya lebih sering membahas topik mengenai matematika daripada hal yang atletis. Malahan topik fisika, kimia, serta biologi juga sering dibahas.

4.1.3.        Person
Dari masa kanak-kanak, Sir Timothy Berenrs-Lee memang sudah dibiasakan hidup berdampingan dengan matematika oleh orangtuanya. Orangtuanya sangat meyukai dan memiliki kehebatan dalam matematika. Hal ini diturunkan secara tidak langsung kepada dirinya dan adik-adiknya. Cara orangtuanya menyampaikan ilmu matematika pun termasuk unik. Salah satunya melalui penghitungan bahan pembuat kue yaitu seberapa kg tepung yang digunakan ketika mereka sedang membuat sebuah kue. Selain itu, ibunya memang merupakan salah satu programmer paling awal dalam tim perancang komputer di Inggris. Sedangkan ayahnya juga merupakan programmer tapi di London. Ayah dan ibunya bertemu di Manchester University ketika melakukan pembuatan program secara bersama-sama. Hal ini menampilkan kewajaran jika Sir Timothy berners-Lee sangat tertarik dibidang pembuatan-pembuatan progam juga.

4.2.              Creativogenic
Berdasarkan kesembilan kategori Creativogenic, yang termasuk dalam kreativitas Tim-Berners Lee diantaranya ada keterbukaan, lingkungan yang permeable, dan interaksi. Keterbukaan dilakukan Tim-Berners Lee saat menerima pendapat dari teman-temannya. Dia terbuka dan menerima komentar teman-temannya saat Enquire tidak banyak yang menerima digunakan. Tim-Berners Lee menerima komentar tersebut dan menjadikan sebuah acuan untuk memeriksa kesalahan apa yang membuat orang lain terutama rekan kerjanya tidak menerima.
Dengan melakukan penyesuaian dengan kondisi lingkungan program atau sistem yang digunakan, hasil karya WWW Tim-Berners Lee dapat diterima dikhalayak umum. Memperkenalkan WWW juga ditempuh Tim-Berners Lee melalui teman-teman kerjanya, yaitu melalui interaksi sesama rekan kerja di CERN lalu ke khalayak umum.




Daftar Pustaka

Sir timothy berners-lee biography, Father of the world wide web. (2007) Retrieved from
    http://www.achievement.org/autodoc/page/ber1bio-1. Diakses tanggal 07 April 2012
    11.00 WIB

Sir timothy berners-lee interview, Father of the world wide web. (2007) Retrieved from
    http://www.achievement.org/autodoc/page/ber1int-1. Diakses 07 April 2012 11.30 WIB

Sir timothy berners-lee profile, Father of the world wide web. (2010). Retrieved from 
     http://www.achievement.org/autodoc/page/ber1pro-1. Diakses tanggal 07 April 2012
    12.00 WIB

Diam atau Bergerak

Waktu terus berlalu tapi engkau masih disana Hari terus berlalu tapi engkau masih di singgasana Lepaskan singgasana karena engkau perlu ta...