Dec 19, 2016

Diam atau Bergerak

Waktu terus berlalu tapi engkau masih disana
Hari terus berlalu tapi engkau masih di singgasana
Lepaskan singgasana karena engkau perlu tahu pergerakan arah
Singgasana tak selamanya berarti singgasana

Cintai dan sayangi waktumu
Ambil bagian membuat cerita dalam kehidupan
Jangan mengikuti aliran air yang begitu saja
Tidak selamanya engkau berjalan mulus
Karena bisa saja  engkau terkurung dalam bagian

Feb 11, 2016

Galau Nasib?


Berbicara mengenai galau, tentu akan banyak topik yang dikaitkan. Misalnya galau mengenai karir, cinta, pekerjaan, studi, dan lain-lain. Hmm, pernah kah kamu kepikiran menanyakan beberapa pertanyaan ini, Apa itu galau? Apa yang membuat galau? Apakah galau berbahaya? Sampai kapan galau terjadi? Bagaimana mengatasi galau? Nah, coba saya bantu melalui berbagi beberapa jawaban yang saya temukan.

Menurut saya, galau dapat disederhanakan sebagai perasaan bingung; perasaan bingung akan kondisi yang tengah dihadapi dan dirasakan tidak jelas. Atau istilah Pak Mario Teguh, galau adalah kegamangan rasa. Galau hadir saat kita merasa kurang berdaya untuk melakukan sesuatu. Galau juga bisa hadir saat kita berusaha menghadapi berbagai pilihan yang belum berwujud kepastian. Galau juga hadir saat kita merasa tidak punya cukup kekuatan untuk mengendalikan keadaan. Hmm, jangan kan untuk mengendalikan keadaan, mengendalikan pikiran sendiri saja terkadang kesulitan ya Hehe Ya ini karena sedang galau.

Galau muncul karena kita sedang berpikir keras menemukan solusi namun terjerumus pada sudut pandang negatif. Pernah merasa semakin dipikirkan semakin bingung? Kok malah tidak menemukan solusi? Malah merasa tambah berat hal yang tengah dihadapi? Ya, karena kamu melihat dari sudut pandang negatif. Padahal setiap orang bisa memilih untuk berhenti galau, namun tidak semua orang dapat melakukannya. Mengapa? Karena belum memiliki rasa tahu dan mau secara penuh untuk mengatasi galau.

Nah, kita harus tahu terlebih dahulu bahwa galau bisa disebabkan karena tiga hal. Pertama, kekhawatiran berlebihan karena keinginan yang belum tercapai. Kedua,  penyesalan. Ketiga, merasa gagal. Nah, sekarang yang mana penyebab galaumu?

Pertama, setiap orang akan logis menghadapi suatu hal apabila logika dan hati (perasaan) berjalan seimbang. Saat kita mampu menyeimbangkan antara keyakinan di dalam pikiran dan keyakinan di dalam hati maka yang akan muncul adalah kepercayaan diri. Ketika salah satu tidak seimbang, maka akan lebih banyak kemungkinan hal negatif yang dirasakan. Hal ini bisa muncul apabila keinginan belum tercapai dan timbul perasaan khawatir berlebihan sehingga lebih merasa kemungkinan tidak berhasil. Padahal di lapangan selalu ada kemungkinan berhasil dan tidak. Kenapa harus memusatkan pikiran kepada ketidakberhasilan yang belum tentu pasti? Kenapa tidak memilih yakin bahwa semesta akan mendukung kita berhasil? Semua mulai dari pikiran. Saat memusatkan pada hal positif, tentu akan mampu mengurangi dan menyiapkan diri kita lebih ikhlas menghadapi kegagalan (yang belum tentu juga terjadi). Fokus saja, bahwa akan selalu ada kemungkinan berhasil atau tertunda keberhasilannya. Jadi, lebih baik pilih untuk yakin bahwa keberhasilan mampu kita raih.

Kedua, lalu dengan alasan pernah gagal, bolehkah menyalahkan keadaan di masa lalu? Hanya orang ikhlas yang mampu melihat masa lalu sebagai pembelajaran. Kita boleh menyesal, akan tetapi bukan untuk menyalahkan “Yah, kenapa aku waktu itu tidak melakukan A ya, kenapa B” melainkan refleksi diri “Memang saya menyadari kesalahan itu, sekarang saatnya saya perbaiki keadaan sekarang”. Tidak mudah mengikhlaskan hal yang terjadi apalagi tidak sesuai keinginan kita. Akan tetapi, tidak akan ada yang mampu menjadi penawar penyesalan selain ikhlas. Dan, saat sudah mampu merasa ikhlas selanjutnya fokus untuk melakukan sesuatu di hari ini dan besok.

Ketiga, yang berbahaya. Keinginan sudah tidak tercapai, merasa menyesal, dan sekarang merasa sebagai orang yang gagal. Waduh. Hmm, emang menurut kamu gagal itu apa? Kenyataannya, gagal hanya milik mereka yang menyerah dan tidak berani mencoba. Selama kamu terus berusaha dan menentang ketakutan, kamu akan terus dapat berjalan dan pikiranmu akan hidup. Maksudnya, seseorang merasa gagal karena lelah berpikir, tidak yakin, dan malas mencoba. Lalu seringkali mereka bertanya apa yang harus dilakukan? Apa yang diharapkan? Ya bagaimana mau mengharapkan sesuatu, diri sendiri saja tidak mau menolong dirinya sendiri. Sebagus-bagusnya mentor, guru, tutor ataupun itu, tidak akan mampu membantu siswa didiknya mencapai kesuksesan jikalau siswa didiknya tidak mau berubah dan berani melakukan perubahan. Semua perubahan dan keputusan ada di tangan dirimu sendiri. Jika kamu tidak memilih untuk terus berjuang, lalu siapa lagi yang akan memperjuangkan dirimu?

Di dunia ini, akan selalu ada masalah yang akan dihadapi. Tinggal bagaimana kita menilai masalah, apakah sebagai beban atau malah tantangan. Galau pun akan selalu hadir jika kamu terkungkung dalam pikiran negatif. Mulailah membangun pikiran positif tentang hari ini dan esok. Bangunlah kepercayaan diri dan optimisme dari dalam diri. Tunjukan antusiasme dan gejolak semangat setiap kali melakukan sesuatu. Dan, jangan lupa untuk bersabar. Setelah kamu berusaha, kamu harus mengingat bahwa Tuhan akan menjawab doa usahamu melalui tiga cara; Ya, sekarang; Tidak sekarang; Ada yang lebih baik sedang AKU persiapkan. Jadi, berusahalah dan bersabarlah.
  

Galau yang Wajar, Saat Momen Tengah Berpikir Menemukan Solusi. Itu Tandanya Kamu Hidup. Galau yang Tidak Wajar, Saat Kamu Merasa Tidak Berdaya dan Tidak Merasa Makna Hidup yang Berarti. 

Diam atau Bergerak

Waktu terus berlalu tapi engkau masih disana Hari terus berlalu tapi engkau masih di singgasana Lepaskan singgasana karena engkau perlu ta...