Nov 29, 2012

Laporan Hasil Belajar Manajemen Kelas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Ini salah satu laporan hasil belajar mengenai manajemen kelas, semoga ilmunya bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Sinopsis Film

Film ini diangkat dari kisah nyata yang menceritakan seorang guru SD bernama Ron Clark yang memiliki cinta dan kesetiaan pada pekerjaannya. Suatu hari ia pindah ke New York dan mengajar di salah satu sekolah di sana. Sebenarnya, ia ditawari oleh kepala sekolah untuk mengajar di kelas yang kondisinya lebih kondusif. Namun, ia malah memilih mengajar di kelas yang dipenuhi siswa yang terkenal brutal dan sering membuat citra sekolah cukup berantakan.
Ron perlahan-lahan mengubah suasana kelas yang buruk dan tidak menarik tersebut menjadi kelas yang kondusif. Pertama-tama, dia mengubah atmosfer kelas melalui menempel peraturan-peraturan kelas “We are a family” dan kalimat motivasi belajar “Dream big, take risk”. Tidak hanya itu, dia juga rela mengecat ulang warna dinding kelas menjadi warna yang lebih terang sehingga kelas tampak lebih menarik. Selain itu, Ron juga mencoba mengubah tatanan barang-barang dalam kelas. Namun, bentuk bangku auditorium style tetap tidak diubah, hanya saja bangkunya diganti dengan bangku belajar yang lebih baru. Ron bener-bener tulus dan sabar untuk mengajar siswa-siswa yang susah diatur tersebut. Kepala sekolah pun sampe beberapa kali menanyakan kepada Ron mengenai sikapnya yang dianggap terlalu berlebihan dalam membantu keberhasilan belajar siswa.
Suatu hari Ron kehilangan kesabaran dan memarahi salah seorang anak didiknya. Kejadian itu membuatnya merasa telah melakukan kesalahan besar, sehingga memutuskan berhenti mengajar. Untunglah seorang perempuan (yang kemudian menjadi kekasihnya), yang pernah menjadi teman kerjanya (sebagai pelayan) di sebuah restoran tempat Ron mencari nafkah tambahan selama tinggal di kota super mahal itu, mampu membangkitkan semangatnya yang redup. Maka, keesokan harinya pun ia kembali mengajar.
Tidak mudah memang menaklukan siswa di kelasnya itu. Siswa-siswa seolah-olah kompak ingin mengusir setiap guru yang mencoba mengajar di kelas mereka, termasuk Ron. Selain manajemen kelas, Ron juga pernah berusaha mendekatkan diri pada siswa secara individual. Dia mempelajari karakter anak-anak tersebut dan mengajar sesuai dengan hal-hal yang dikuasai anak tersebut. Sebagai contoh, dia membuat lagu RnB yang liriknya merupakan nama-nama presiden AS sebagai metode lain untuk mempelajari sejarah. Padahal hal ini merupakan punishment untuk murid-muridnya, walaupun punishment berupa hal yang menyenangkan. Dia juga melakukan pendekatan di luar kelas dengan cara ikut bermain lompat tali bersama murid-muridnya. Orang tua muridnya juga mendukung metode pengajaran yang dilakukan Ron.
Dengan kesabaran dan metode mengajar yang mampu menarik perhatian siswanya, perlahan kondisi kelas pun semakin membaik. Usaha yang dilakukan Ron menunjukan hasil yang positif. Ron mampu membuat siswa yang sangat nakal dikelasnya menjadi siswa yang mendapatkan peringkat tertinggi dikelas. Tidak hanya itu, kelas Ron yang semula selalu memiliki prestasi terendah menjadi kelas yang memiliki prestasi tertinggi disekolahnya. Ron memberikan reward berupa award kepada semua siswanya, namun ada empat siswa yang hanya memiliki award khusus karena memiliki keahlian lebih dibanding siswa yang lain, yakni dalam bidang seni, matematika, dan bahasa inggris.


Penjabaran Teori

            Dalam melakukan proses mengajar, manajemen kelas perlu diperhatikan untuk membentuk suasana kelas yang berjalan lancar dan murid terlibat aktif dalam pembelajaran (Santrock, 2011). Ron Clark dalam film menunjukan sikap yang berusaha memperbaiki kondisi dan suasana kelas yang diajarnya. Ron berusaha mengubah suasana kelas yang buruk, kacau, dan tidak menarik menjadi kelas yang nyaman dan menarik sebagai tempat belajar. Beberapa hal yang dilakukan Ron untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya adalah mendesain lingkungan fisik kelas, menciptakan lingkungan yang positif, menjadi komunikator yang baik, dan melakukan pendekatan dalam menghadapi perilaku yang bermasalah.
Kelas yang dihadapi oleh Ron Clark termasuk kelas yang berpotensi menyebabkan ruangan kelas yang kacau. Kelas Ron Clark kacau karena belum ada manajemen kelas yang baik, belum ada aturan dan prosedur-prosedur di kelas tersebut. Namun belum tentu pula ketika guru telah menetapkan aturan dan prosedur-prosedur tertentu kelas menjadi tidak kacau. Agar manajemen kelas berhasil, aturan dan prosedur tidak cukup hanya disosialisasikan dan diketahui oleh kedua belah pihak (guru dan murid) saja, melainkan harus disepakati bersama atau disetujui oleh kedua belah pihak.
Ron yang awalnya hanya mencoba mengaplikasi dan menerapkan peraturan saja dikelas, mengubah metode pengajarannya dengan cara mengembangkan hubungan dan kesempatan menata diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Kennedi dkk (2001, dalam Santrock, 2011),  mengubah manajemen kelas agar siswa mau berdisplin diri dan terlibat dalam pembelajaran aktif. Dia juga mencoba menerapkan musyawarah dalam kelas melalui kerjasama antar siswa melalui aplikasi bahwa mereka semua adalah keluarga. 
Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam kelas dapat membuat kelas yang ramai dan kompleks, sehingga dapat menimbulkan kekacauan dan masalah. Masalah utama yang sering muncul yaitu, kurang disiplin. Walter Doyle (1986, Santrock, 2011) menyebutkan ada enam karakteristik kompleksitas lingkungan kelas dan potensi problemnya, yaitu sebagai berikut.
1.      Kelas adalah multidimensional. Banyak aktivitas maka akan mengganggu konsentrasi belajar.
2.      Aktivitas terjadi secara simultan seperti banyaknya aktivitas kelas yang terjadi berkesinambungan.
3.      Hal-hal yang terjadi secara cepat. Sebagai contoh, perdebatan atau siswa yang saling mengejek.
4.      Kejadian yang sering kali tidak bisa diprediksi.Sebagai contoh, kebakaran, murid sakit, atau air conditioner rusak.
5.      Hanya ada sedikit privasi dalam kelas. Terlalu banyak kejadian dikelas yang tidak dapat dikontrol untuk ditutupi membuat siswa mampu melihat segala kejadian dikelas sebe;ah mata, termasuk keadilan guru dalam menyikapi perlikau setiap siswa.
6.      Kelas yang punya sejarah.Umumnya murid melakukan asosiasi antara penanganan kelas yang dilakukan guru yang terdahulu dengan apa yang akan terjadi dimasa mendatang.
Cara yang dilakukan Ron dengan menyampaikan aturan diawal pertemuan dan mengajak murid terlibat dalam semua aktivitas pembelajaran merupakan metode memulai pembelajaran dengan benar (Santrock, 2011). Ada dua tujuan manajemen kelas yang efektif yaitu membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah siswa mengalami problem akademik dan emosional.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk efektivitas manajemen kelas adalah mendesain lingkungan fisik kelas, menciptakan lingkungan yang positif, menjadi komunikator yang baik, dan melakukan pendekatan dalam menghadapi perilaku yang bermasalah.

A. Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Menurut Evertson & Emmer (2009, dalam Santrock,  2011) dalam mengatur sebuah ruangan kelas, ada 4 prinsip yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
     mengurangi kepadatan di tempat lalu lalang karena seringnya gangguan dan pengacauan yang terjadi di area tersebut
     Pastikan pengajar dapat melihat semua muridnya
     Pastikan materi pengajaran dan perlengkapan murid mudah diakses
     Pastikan bahwa siswa dapat dengan mudah mengobservasi keseluruhan kelas

Keempat hal tersebut berkaitan dengan gaya penataan bangku duduk siswa dalam kelas. Gaya penataan fisik kelas ini juga harus disesuaikan dengan tipe pengajaran apa yang akan diterima siswa.
a. Auditorium style. Semua murid menghadap guru dan membatasi kontak mata siswa  
   tatap muka sehingga guru lebih leluasa berpindah posisi.
b. Face-to-face style, siswa duduk saling berhadapan dengan siswa lainnya
c. Offset style, siswa dalam jumlah yang kecil  duduk dibangku tetapi tidak duduk
    berhadapan langsung satu sama lain.
 d. Seminar style, siswa dalam jumlah besar duduk melingkar , atau membentuk huruf U
 e. Cluster style, siswa membentuk kelompok kecil yang efektif dalam aktivitas  
   pembelajaran kolaboratif.

Dalam film ini, Ron Clark menggunakan susunan kelas auditorium style dimana seluruh siswa berhadapan langsung dengan pengajarnya. Susunan seperti ini menghambat terjadinya kontak antara siswa, seperti mengobrol, bercanda, dan lain sebagainya. Susunan seperti ini juga membuat pengajar lebih leluasa bergerak dan berpindah posisi di dalam ruangan kelas tersebut, ia juga dapat menghampiri siswanya dengan leluasa (Santrock, 2011). Ron juga melakukan penyelarasan dalam ruangan kelas tersebut agar lingkungan belajar terasa lebih menyenangkan dan nyaman. Menurut Weinsten dan Mignano (2007), ruangan kelas seringkali menyerupai ruangan motel, menyenangkan tapi bukan untuk perseorangan, tidak menyatakan apapun tentang orang-orang yang menggunakan ruang tersebut (dalam Santrock, 2011). Ron membuat kelas tersebut senyaman mungkin bagi siswanya, seperti mengecat ruangan kelas tersebut dengan warna ungu yang semula berwarna putih, sehingga ruangan kelas terlihat lebih menarik, ia juga menghias kelas tersebut dengan berbagai aturan yang ada di kelasnya, ia menempel kata kata motivasi dalam kelas tersebut.

B. Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran
            Untuk membentuk manajemen kelas yang efektif, Ron mencoba menggunakan strategi umum, mempertahankan aturan dan prosedur, dan mengajak murid untuk bekerja sama. Menurut Diana Baumrind (1971, 1996, dalam Santrock 2011), ada tiga gaya manajemen kelas, yaitu sebagai berikut.
1.      Gaya manajemen kelas otoritatif. Melibatjan siswa dalam kerja sama give and take dan menunjukan sikap perhatian kepada mereka.
2.      Gaya manajemen kelas otoritarian. Gaya yang restriktif dan punitif, serta mengekang dan tidak banya melakukan percakapan dengan siswa.
3.      Gaya manajemen kelas permisif. Memberi banyak otonomi tapi tidak berupa dukungan kepada siswa, sehingga kebanyakan siswa memilki kemampuan yang kurang memadai.

Ron dalam film, menunjukan gaya mananjemen kelas otoritatif. Hal ini terlihat dari beberapa metodenya berupa pendekatan diri secara personal pada tiap siswa. Ron juga rela menggunakan metode pembeljaran dimana dia dibuat sebagai punishment untuk meminum susu agar mendapat perhatian para siswanya dalam menjelasakan mata pelajaran.
            Ron juga menunjuka pengelolaan aktvitas kelas secara efektif. Dia mencoba merespon perilaku menyimpang anak-anak yang sesuai dengan cara manajer kelas Jacob Kounin (1970, dalam Santrock, 2011).
1.      Withitness,  guru mengikuti seberapa jauh apa yang terjadi atau memonitor siswa secara reguler.
2.      Mengatasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Dalam film, saat Ron menjelaskan pelajaran dia keluar dan peka bahwa disuatu sudut dua siswanya sedang berkelahi.
3.      Menjaga kelancaran dan kontinuitas kelas.
4.      Melibatkan murid diberbagai aktivitas menantang. Ron memberikan soal-soal yang mudah namun diubah menjadi permainan, misal lagu. Kemudian sebagai imbalan yang mendapatkan nilai bagus diberikan permen.

     Dalam menjelaskan mengenai aturan dan prosedur, Ron juga menjelaskan secara masuk akal, memberi alasan yang jelas, dan mengakkan sasaran secara konsisten. Hal dilakukannya dengan cara spesifik, sehingga sebagian besar siswa dapat mengikuti peraturannya. Hingga pada akhirnya semua siswa mematuhi aturan yang dibuatnya dan ditempel didinding.
            Ron dari pertama cara mengajar yang otoritatif, mengajak siswa untuk selalu bekerjasam. Untuk memberikan apresiasi kepada siswa yang dapat merespon secara benar terhadap pelajaran yang diberikan Ron, dia melakukan tiga strategi. Tiga strategi tersebut seperti yang dijelaskan Santrock (2011).
1.      Menjalin hubungan positif dengan siswa
1.      Mengajak siswa untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
2.      Memberi hadiah pada perilaku yang tepat.

C. Menjadi Komunikator yang Baik
Melakukan manajemen kelas kepada siswa, tentu membutuhkan komunikasi. Cara melakukan komunikasi haus melibatkan aspek bicara, mendengar, dan komunikasi non verbal. Dalam keterampilan berbicara, Ron memiliki gaya bicara didepan siswa yang baik, bersikap tegas (asertif), dan memberi ceramah yang efektif.  Ada empat gaya komunikasi verbal yaitu sebagi berikut.
·         Gaya agresif, cenderung galak kepada orang lain.
·         Gaya manipulatif, berusaha mendapatkan apa yang diinginkan dengan membuat orang merasa bersalah kepada dirinya.
·         Gaya pasif, bersikap tidak tegas dan pasrah.
·         Gay aserif, bertindak tegas dan mengekspresiakan pandangan secara terbuka.

Dalam keterampilan mendengar, cara Ron meminum susu setiap kali menjelaskan pelajaran didepan kelas membuat siswa menjadi mendengar aktif. Mendengar aktif adalah memberi penuh pada pembicara, memfokuskan pada isi intelektual, dan emosional dari pesan. Ron memiliki ide-ide mengajar yang mampu menari perhatian siswanya. Dia juga menggunakan komunikasi nonverbal seperti ekspresi muka, komunikasi mata, sentuhan , dan diam untuk menunjukan responnya terhadap siswa. Seperti saat salah satu siswa dikelasnya ada yang duduk tidak sesuai peraturan, dia meberikan kontak mata yang menandakan bahwa yang dialkukan siswa tersebut salah.

D. Mengahadapi Perilaku Bermasalah
            Dalam menghadapi perilaku bermasalah siswanya, Ron berusaha menggunakan berbagai cara.  Yaitu intervensi minor, intervensi moderat, dan menggunak sumber daya significant others.
            Dalam intervensi minor, strategi efektif yang dapat dilakukan seperti menggunakan isyarat nonverbal, mengoreksi tindakan murid, mendekati murid apabila melakukan kesalahan, memberikan instruksi perilaku, memberi murid pilihan, dan menyuruh murid secara tegas.  Berbeda dari minor, moderat dapat melakukan hal-hal seperti, jangan beri privilase, membuat perjanjian behavioural, mendiskusikan soal time-out, dan mengenakan sanksi pada siswa yang mengganggu aktivitas belajar dikelas.
            Selain itu, Ron juga melakuakn pendekatan menggunakan berbagai orang disekitar siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Ron mencoba melakukan media dengan teman sebaya siswa untuk membantu mengurangi perkelahian antara dua temannya dikeals. Dia juga mencoba melakukan konferensi dengan para orangtua siswa yang perlu melakukan penangan khusus. Dan, Ron meminta bantuan pada kepala sekolah agar dia diberikan keleluasaan untuk memberikan metode mengajar yang berbeda pada kelasnya.

Kelompok:
Hastin Melur Maharti  
Putrie Kusuma Wardhani 
Sahda Febi Wilendari 
Salsabila Mayang Sari 
Syifa Rizkiyani

Daftar Pustaka
Harri. (2008, Agustus 23).The Ron Clark Story. Diunduh dari
http://harblue.multiply.com/reviews/item/28
Santrock, John W. 2011. Educational psychology. Cetakan kelima. New york:
McGraw-Hill.

No comments:

Diam atau Bergerak

Waktu terus berlalu tapi engkau masih disana Hari terus berlalu tapi engkau masih di singgasana Lepaskan singgasana karena engkau perlu ta...