Okey. Hari ini gue baru saja menyelesaikan UTS mata kuliah Psikologi Abnormal. Serem amat namanya! Yeeey! Lo kira dosa apa nyeremin. Bukan itu. Intinya, Psikologi abnormal membahas apa saja yang hal yang berhubungan dengan karakteristik suatu tingkah laku dikatakan normal atau tidak normal (abnormal).
Nah, agak jauh sih nyambungnya. Tapi, hari ini gue mau berbagai bahwa gue makin menyadari, mengapa latar belakang pendidikan bisa jadi mempengaruhi sikap atau tindakan kita sehari-hari.
Ada orang yang berkata,
"Jangan emosian dong, Biasa aja kale. Emosi mulu lo...." (nada suara tinggi)
"Lo kali yang emosian, Lo kenapa marah-marah sama gue" (nada suara ketus)
"Gue ngga marah kok sama lo. Gue nggak marah" (wajah cemberut, mata membelalak)
"Kalian kenapaaaa? Jangan pada marahan dong" (suara pelan dan tersenyum)
Menurut kalian, kalimat ketiga menunjukan kongruen atau kesesuaian ngga antara kata-kata verbal dan ekspresi non-verbal nya? sinkron ngga? Nah, kalau lagi dalam posisi harus memilih percaya verbal atau non-verbal, lo pada milih yang mana?
Jawabnya, nonverbal.
Why?
Jadi, yang namanya gesture atau mimik tubuh mengungkapkan hasil ekspresi diri yang disampaikan informasi dari otak. Otak menerima sinyal dari sensor (panca indera dan kawan-kawan) untuk mengirimkan informasi ke sistem kognitif dan motorik kita. Nah, kalau kata-kata bisa dimanipulasi. Maksudnya, apa yang lo katakan di lidah bisa jadi berbeda dengan kata hati dan pikiran lo. Tapi, apa yang ditunjukan oleh nonverbal, biasanya sangat sulit untuk dimanipulasi atau bohong.
Semakin gue belajar memahami ilmu psikologi, semakin ilmu ini mempengaruhi cara pandang dan sikap gue. Terutama sekarang gue mulai suka banget dengan aliran psikologi humanistik positive psychology Martin Seligman. Apapun yang terjadi dalam proses hidup, gue berusaha untuk melihat dari sisi positifnya. Bukan berarti gue mengabaikan sisi negatif yaa! :) Begini, lo akan mulai bertindak sesuai arah pikiran lo. Kalo pikiran lo negatif, kemungkinan susah buat tingkah laku mengarah ke positif, kecuali ada hal-hal dari luar diri lo yang mempengaruhi.
Jadi, kalo sama beberapa teman-teman yang satu paham hal ini, biasanya akan berkata
"Ayo dong! Jangan gitu.. emosi negatifnya ngga enak dilihat"
Bukan,
"Jangan emosian yaaa.."
Karena, emosi adalah hasil dari ekspresi perasaan, keyakinan, pikiran, tingkah laku. Emosi bisa positif maupun negatif. Gue mengerti maksud dari kalimat kedua ini adalah jangan menunjukan emosi negatif. Yah, hanya itu.
Sederhana emang. Cuma untuk penggunaan kalimat sehari-hari tentulah terkadang menunjukan sedikit gap antara kedua pemahaman ini.
Sebagai mahasiswa, lo harus mampu memposisikan diri dan menyesuaikan cara mengkomunikasikan pemahaman lo ke lingkungan sekitar. Lo ngga akan mampu terus-terusan memperjuangkan cara lo sendiri tanpa menyesuaikan diri dengan cara lingkungan tempat lo berada. Inget ngga konsep survival of the fittest Darwin? Nah itu dia, kita harus mampu memposisikan diri.
Belajarlah untuk Memahami Orang Lain
No comments:
Post a Comment