Ini salah satu laporan hasil belajar mengenai manajemen kelas, semoga ilmunya bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Sinopsis Film
Film
ini diangkat dari kisah nyata yang menceritakan seorang guru SD bernama Ron
Clark yang memiliki cinta dan kesetiaan pada pekerjaannya. Suatu hari ia pindah
ke New York dan mengajar di salah satu sekolah di sana. Sebenarnya, ia ditawari
oleh kepala sekolah untuk mengajar di kelas yang kondisinya lebih kondusif.
Namun, ia malah memilih mengajar di kelas yang dipenuhi siswa yang terkenal
brutal dan sering membuat citra sekolah cukup berantakan.
Ron
perlahan-lahan mengubah suasana kelas yang buruk dan tidak menarik tersebut menjadi
kelas yang kondusif. Pertama-tama, dia mengubah atmosfer kelas melalui menempel
peraturan-peraturan kelas “We are a family” dan kalimat motivasi belajar “Dream
big, take risk”. Tidak hanya itu, dia juga rela mengecat ulang warna dinding
kelas menjadi warna yang lebih terang sehingga kelas tampak lebih menarik.
Selain itu, Ron juga mencoba mengubah tatanan barang-barang dalam kelas. Namun,
bentuk bangku auditorium style tetap
tidak diubah, hanya saja bangkunya diganti dengan bangku belajar yang lebih
baru. Ron bener-bener tulus dan sabar untuk mengajar siswa-siswa yang susah
diatur tersebut. Kepala sekolah pun sampe beberapa kali menanyakan kepada Ron
mengenai sikapnya yang dianggap terlalu berlebihan dalam membantu keberhasilan
belajar siswa.
Suatu
hari Ron kehilangan kesabaran dan memarahi salah seorang anak didiknya.
Kejadian itu membuatnya merasa telah melakukan kesalahan besar, sehingga
memutuskan berhenti mengajar. Untunglah seorang perempuan (yang kemudian
menjadi kekasihnya), yang pernah menjadi teman kerjanya (sebagai pelayan) di
sebuah restoran tempat Ron mencari nafkah tambahan selama tinggal di kota super
mahal itu, mampu membangkitkan semangatnya yang redup. Maka, keesokan harinya
pun ia kembali mengajar.
Tidak mudah
memang menaklukan siswa di kelasnya itu. Siswa-siswa seolah-olah kompak ingin
mengusir setiap guru yang mencoba mengajar di kelas mereka, termasuk Ron.
Selain manajemen kelas, Ron juga pernah berusaha mendekatkan diri pada siswa
secara individual. Dia mempelajari karakter anak-anak tersebut dan mengajar
sesuai dengan hal-hal yang dikuasai anak tersebut. Sebagai contoh, dia membuat
lagu RnB yang liriknya merupakan nama-nama presiden AS sebagai metode lain
untuk mempelajari sejarah. Padahal hal ini merupakan punishment untuk murid-muridnya, walaupun punishment berupa hal yang menyenangkan. Dia juga melakukan
pendekatan di luar kelas dengan cara ikut bermain lompat tali bersama
murid-muridnya. Orang tua muridnya juga mendukung metode pengajaran yang
dilakukan Ron.
Dengan
kesabaran dan metode mengajar yang mampu menarik perhatian siswanya, perlahan
kondisi kelas pun semakin membaik. Usaha yang dilakukan Ron menunjukan hasil
yang positif. Ron mampu membuat siswa yang sangat nakal dikelasnya menjadi
siswa yang mendapatkan peringkat tertinggi dikelas. Tidak hanya itu, kelas Ron
yang semula selalu memiliki prestasi terendah menjadi kelas yang memiliki
prestasi tertinggi disekolahnya. Ron memberikan reward berupa award kepada
semua siswanya, namun ada empat siswa yang hanya memiliki award khusus karena memiliki keahlian lebih dibanding siswa yang
lain, yakni dalam bidang seni, matematika, dan bahasa inggris.
Penjabaran Teori
Dalam melakukan
proses mengajar, manajemen kelas perlu diperhatikan untuk membentuk suasana
kelas yang berjalan lancar dan murid terlibat aktif dalam pembelajaran
(Santrock, 2011). Ron Clark dalam film menunjukan sikap yang berusaha
memperbaiki kondisi dan suasana kelas yang diajarnya. Ron berusaha mengubah
suasana kelas yang buruk, kacau, dan tidak menarik menjadi kelas yang nyaman
dan menarik sebagai tempat belajar. Beberapa hal yang dilakukan Ron untuk
meningkatkan prestasi belajar siswanya adalah mendesain lingkungan fisik kelas,
menciptakan lingkungan yang positif, menjadi komunikator yang baik, dan
melakukan pendekatan dalam menghadapi perilaku yang bermasalah.
Kelas
yang dihadapi oleh Ron Clark termasuk kelas yang berpotensi menyebabkan ruangan
kelas yang kacau. Kelas Ron Clark kacau karena belum ada manajemen kelas yang
baik, belum ada aturan dan prosedur-prosedur di kelas tersebut. Namun belum
tentu pula ketika guru telah menetapkan aturan dan prosedur-prosedur tertentu
kelas menjadi tidak kacau. Agar manajemen kelas berhasil, aturan dan prosedur
tidak cukup hanya disosialisasikan dan diketahui oleh kedua belah pihak (guru
dan murid) saja, melainkan harus disepakati bersama atau disetujui oleh kedua
belah pihak.
Ron
yang awalnya hanya mencoba mengaplikasi dan menerapkan peraturan saja dikelas,
mengubah metode pengajarannya dengan cara mengembangkan hubungan dan kesempatan
menata diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Kennedi dkk (2001, dalam Santrock,
2011), mengubah manajemen kelas agar
siswa mau berdisplin diri dan terlibat dalam pembelajaran aktif. Dia juga mencoba
menerapkan musyawarah dalam kelas melalui kerjasama antar siswa melalui
aplikasi bahwa mereka semua adalah keluarga.
Jumlah
siswa yang terlalu banyak dalam kelas dapat membuat kelas yang ramai dan
kompleks, sehingga dapat menimbulkan kekacauan dan masalah. Masalah utama yang
sering muncul yaitu, kurang disiplin. Walter Doyle (1986, Santrock, 2011)
menyebutkan ada enam karakteristik kompleksitas lingkungan kelas dan potensi
problemnya, yaitu sebagai berikut.
1.
Kelas adalah multidimensional. Banyak
aktivitas maka akan mengganggu konsentrasi belajar.
2.
Aktivitas terjadi secara simultan
seperti banyaknya aktivitas kelas yang terjadi berkesinambungan.
3.
Hal-hal yang terjadi secara cepat.
Sebagai contoh, perdebatan atau siswa yang saling mengejek.
4.
Kejadian yang sering kali tidak bisa
diprediksi.Sebagai contoh, kebakaran, murid sakit, atau air conditioner rusak.
5.
Hanya ada sedikit privasi dalam kelas.
Terlalu banyak kejadian dikelas yang tidak dapat dikontrol untuk ditutupi
membuat siswa mampu melihat segala kejadian dikelas sebe;ah mata, termasuk
keadilan guru dalam menyikapi perlikau setiap siswa.
6.
Kelas yang punya sejarah.Umumnya murid
melakukan asosiasi antara penanganan kelas yang dilakukan guru yang terdahulu
dengan apa yang akan terjadi dimasa mendatang.
Cara
yang dilakukan Ron dengan menyampaikan aturan diawal pertemuan dan mengajak
murid terlibat dalam semua aktivitas pembelajaran merupakan metode memulai
pembelajaran dengan benar (Santrock, 2011). Ada dua tujuan manajemen kelas yang
efektif yaitu membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan
mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah
siswa mengalami problem akademik dan emosional.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk efektivitas manajemen kelas adalah mendesain
lingkungan fisik kelas, menciptakan lingkungan yang positif, menjadi
komunikator yang baik, dan melakukan pendekatan dalam menghadapi perilaku yang
bermasalah.
A.
Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Menurut
Evertson & Emmer (2009, dalam Santrock, 2011) dalam mengatur sebuah ruangan kelas, ada
4 prinsip yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
●
mengurangi kepadatan di tempat lalu
lalang karena seringnya gangguan dan pengacauan yang terjadi di area tersebut
●
Pastikan pengajar dapat melihat semua
muridnya
●
Pastikan materi pengajaran dan
perlengkapan murid mudah diakses
●
Pastikan bahwa siswa dapat dengan mudah mengobservasi
keseluruhan kelas
Keempat
hal tersebut berkaitan dengan gaya penataan bangku duduk siswa dalam kelas.
Gaya penataan fisik kelas ini juga harus disesuaikan dengan tipe pengajaran apa
yang akan diterima siswa.
a. Auditorium style. Semua murid menghadap
guru dan membatasi kontak mata siswa
tatap muka sehingga guru lebih leluasa
berpindah posisi.
b.
Face-to-face style, siswa duduk
saling berhadapan dengan siswa lainnya
c.
Offset style, siswa dalam jumlah yang
kecil duduk dibangku tetapi tidak duduk
berhadapan langsung satu sama lain.
d. Seminar
style, siswa dalam jumlah besar duduk melingkar , atau membentuk huruf U
e. Cluster
style, siswa membentuk kelompok kecil yang efektif dalam aktivitas
pembelajaran kolaboratif.
Dalam
film ini, Ron Clark menggunakan susunan kelas auditorium style dimana seluruh siswa berhadapan langsung dengan
pengajarnya. Susunan seperti ini menghambat terjadinya kontak antara siswa,
seperti mengobrol, bercanda, dan lain sebagainya. Susunan seperti ini juga
membuat pengajar lebih leluasa bergerak dan berpindah posisi di dalam ruangan
kelas tersebut, ia juga dapat menghampiri siswanya dengan leluasa (Santrock,
2011). Ron juga melakukan penyelarasan dalam ruangan kelas tersebut agar
lingkungan belajar terasa lebih menyenangkan dan nyaman. Menurut Weinsten dan
Mignano (2007), ruangan kelas seringkali menyerupai ruangan motel, menyenangkan
tapi bukan untuk perseorangan, tidak menyatakan apapun tentang orang-orang yang
menggunakan ruang tersebut (dalam Santrock, 2011). Ron membuat kelas tersebut
senyaman mungkin bagi siswanya, seperti mengecat ruangan kelas tersebut dengan
warna ungu yang semula berwarna putih, sehingga ruangan kelas terlihat lebih
menarik, ia juga menghias kelas tersebut dengan berbagai aturan yang ada di
kelasnya, ia menempel kata kata motivasi dalam kelas tersebut.
B.
Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran
Untuk membentuk
manajemen kelas yang efektif, Ron mencoba menggunakan strategi umum,
mempertahankan aturan dan prosedur, dan mengajak murid untuk bekerja sama. Menurut
Diana Baumrind (1971, 1996, dalam Santrock 2011), ada tiga gaya manajemen
kelas, yaitu sebagai berikut.
1.
Gaya manajemen kelas otoritatif.
Melibatjan siswa dalam kerja sama give
and take dan menunjukan sikap perhatian kepada mereka.
2.
Gaya manajemen kelas otoritarian. Gaya
yang restriktif dan punitif, serta mengekang dan tidak banya melakukan
percakapan dengan siswa.
3.
Gaya manajemen kelas permisif. Memberi
banyak otonomi tapi tidak berupa dukungan kepada siswa, sehingga kebanyakan
siswa memilki kemampuan yang kurang memadai.
Ron
dalam film, menunjukan gaya mananjemen kelas otoritatif. Hal ini terlihat dari
beberapa metodenya berupa pendekatan diri secara personal pada tiap siswa. Ron
juga rela menggunakan metode pembeljaran dimana dia dibuat sebagai punishment untuk meminum susu agar
mendapat perhatian para siswanya dalam menjelasakan mata pelajaran.
Ron juga menunjuka pengelolaan
aktvitas kelas secara efektif. Dia mencoba merespon perilaku menyimpang
anak-anak yang sesuai dengan cara manajer kelas Jacob Kounin (1970, dalam Santrock,
2011).
1.
Withitness,
guru mengikuti seberapa jauh apa yang terjadi
atau memonitor siswa secara reguler.
2.
Mengatasi situasi tumpang-tindih secara
efektif. Dalam film, saat Ron menjelaskan pelajaran dia keluar dan peka bahwa
disuatu sudut dua siswanya sedang berkelahi.
3.
Menjaga kelancaran dan kontinuitas
kelas.
4.
Melibatkan murid diberbagai aktivitas
menantang. Ron memberikan soal-soal yang mudah namun diubah menjadi permainan,
misal lagu. Kemudian sebagai imbalan yang mendapatkan nilai bagus diberikan permen.
Dalam menjelaskan mengenai aturan dan
prosedur, Ron juga menjelaskan secara masuk akal, memberi alasan yang jelas,
dan mengakkan sasaran secara konsisten. Hal dilakukannya dengan cara spesifik,
sehingga sebagian besar siswa dapat mengikuti peraturannya. Hingga pada
akhirnya semua siswa mematuhi aturan yang dibuatnya dan ditempel didinding.
Ron dari pertama cara mengajar yang
otoritatif, mengajak siswa untuk selalu bekerjasam. Untuk memberikan apresiasi
kepada siswa yang dapat merespon secara benar terhadap pelajaran yang diberikan
Ron, dia melakukan tiga strategi. Tiga strategi tersebut seperti yang
dijelaskan Santrock (2011).
1.
Menjalin hubungan positif dengan siswa
1. Mengajak
siswa untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
2. Memberi
hadiah pada perilaku yang tepat.
C.
Menjadi Komunikator yang Baik
Melakukan
manajemen kelas kepada siswa, tentu membutuhkan komunikasi. Cara melakukan
komunikasi haus melibatkan aspek bicara, mendengar, dan komunikasi non verbal.
Dalam keterampilan berbicara, Ron memiliki gaya bicara didepan siswa yang baik,
bersikap tegas (asertif), dan memberi ceramah yang efektif. Ada empat gaya komunikasi verbal yaitu sebagi
berikut.
·
Gaya agresif, cenderung galak kepada
orang lain.
·
Gaya manipulatif, berusaha mendapatkan
apa yang diinginkan dengan membuat orang merasa bersalah kepada dirinya.
·
Gaya pasif, bersikap tidak tegas dan
pasrah.
·
Gay aserif, bertindak tegas dan
mengekspresiakan pandangan secara terbuka.
Dalam
keterampilan mendengar, cara Ron meminum susu setiap kali menjelaskan pelajaran
didepan kelas membuat siswa menjadi mendengar aktif. Mendengar aktif adalah
memberi penuh pada pembicara, memfokuskan pada isi intelektual, dan emosional
dari pesan. Ron memiliki ide-ide mengajar yang mampu menari perhatian siswanya.
Dia juga menggunakan komunikasi nonverbal seperti ekspresi muka, komunikasi
mata, sentuhan , dan diam untuk menunjukan responnya terhadap siswa. Seperti
saat salah satu siswa dikelasnya ada yang duduk tidak sesuai peraturan, dia
meberikan kontak mata yang menandakan bahwa yang dialkukan siswa tersebut
salah.
D.
Mengahadapi Perilaku Bermasalah
Dalam menghadapi
perilaku bermasalah siswanya, Ron berusaha menggunakan berbagai cara. Yaitu intervensi minor, intervensi moderat,
dan menggunak sumber daya significant
others.
Dalam intervensi minor, strategi
efektif yang dapat dilakukan seperti menggunakan isyarat nonverbal, mengoreksi
tindakan murid, mendekati murid apabila melakukan kesalahan, memberikan
instruksi perilaku, memberi murid pilihan, dan menyuruh murid secara tegas. Berbeda dari minor, moderat dapat melakukan
hal-hal seperti, jangan beri privilase, membuat perjanjian behavioural,
mendiskusikan soal time-out, dan
mengenakan sanksi pada siswa yang mengganggu aktivitas belajar dikelas.
Selain itu, Ron juga melakuakn
pendekatan menggunakan berbagai orang disekitar siswa untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Ron mencoba melakukan media dengan teman sebaya siswa
untuk membantu mengurangi perkelahian antara dua temannya dikeals. Dia juga mencoba
melakukan konferensi dengan para orangtua siswa yang perlu melakukan penangan
khusus. Dan, Ron meminta bantuan pada kepala sekolah agar dia diberikan
keleluasaan untuk memberikan metode mengajar yang berbeda pada kelasnya.
Kelompok:
Hastin
Melur Maharti
Putrie
Kusuma Wardhani
Sahda
Febi Wilendari
Salsabila
Mayang Sari
Syifa
Rizkiyani
Daftar Pustaka
Harri. (2008,
Agustus 23).The Ron Clark Story. Diunduh dari
http://harblue.multiply.com/reviews/item/28
Santrock, John
W. 2011. Educational psychology. Cetakan kelima. New york:
McGraw-Hill.
No comments:
Post a Comment