Dec 31, 2015

7 Keajaiban Rezeki (1/3)

Senang sekali akhir tahun 2015 menuju tahun 2016 berada di rumah bersama keluarga. Akhir tahun ini, topik utama yaitu, bercengkrama mengenai karier bersama Ayah. Tak lama kemudian, Ayah memberikan rekomendasi buku ini. 

Buku ini ditulis oleh Ippho Right (Read:Ippho Santosa). Saya tidak asing mendengar namanya sejak bergabung bersama CEDS UI (Centre for Entrepreneurship and Development Studies University of Indonesia) 2011 dan TDA Kampus (Tangan Di Atas Kampus) 2013. Dan, saya menyukai cara Mas Ippho menuliskan dan membeberkan berbagai cara mendatangkan rezeki. Rasanya sangat disayangkan apabila ilmu dan inspirasi yang saya terima tidak saya bagikan pada banyak orang. Maka dari itu saya mencoba meringkas dan berbagi inspirasi melalui tulisan ini. Berikut ringkasannya. 

Bagaimana rezeki bertambah, nasib berubah, dalam 99 hari, dengan otak kanan?

Buku ini akan menunjukan bagaimana mempercepat rezeki dengan dominan pendekatan otak kanan dan sentuhan-sentuhan islam.

Saya sangat suka dengan konsep lingkar pengaruh yang dimulai dari Lingkar Diri, Lingkar Keluarga, Lingkar Sesama, Lingkar Semesta, hingga Lingkar Pencipta. Apabila berjabat tangan erat dengan tiga lingkar pertama, maka dua lingkar berikutnya juga dapat digenggam. Yang terpenting bahwa segala sesuatu dimulai dari lingkar diri; dari dalam diri sendiri sebagai faktor penentunya.

Yuk, kita mulai.

1. Sidik Jari Kemenangan
Bagaimana mencapai kemenangan dengan lebih cepat tentulah berbeda satu dan lainnya. Semua cara tersebut unik seperti sidik jari yang berbeda-beda. Sekarang ambil lah selembar kertas untuk menulis. Saatnya sekarang untuk menuliskan sidik jari kemenangan yang diinginkan tanpa sungkan dan malu :) Silakan.

2. Sepasang Bidadari
Menjadi pemenang adalah hak semua orang, siapa saja. Tidak jadi soal apakah dulunya kita lemah, bodoh, minder, kuper, miskin, dari daerah terpencil, atau apa pun. Karena bagi Yang Maha Kuasa, semuanya sama, tidak ada mustahil. Apalagi disertai sepasang bidadari.

Doa VS LOA
Hukum tarik menarik (Law of Attraction = LOA). Apa yang kita pikirkan itulah yang semesta berikan. Pikiran kita lah yang menarik segala sesuatu terjadi. Thoughts become things. Segala sesuatu terjadi atas izin Yang Maha Kuasa. Doa, impian, dan harapan berlandaskan garis yang sama bahwa ingin mewujudkan sesuatu yang diinginkan. 

Saat impian kita selaras dengan impian orang-orang disekitar kita, maka impian kita menjadi lebih bersayap. Impian akan lebih melesat untuk terwujud karena ada doa dan dukungan dari sekitar. Apa pun yang lemah cenderung akan kalah oleh yang kuat, apa pun yang ragu-ragu akan kalah oleh yang yang yakin. Selama masih bisa berdoa, maka kita masih bisa mengendalikan diri kita. Artinya kita bermimpi, berangan-angan, memiliki niat untuk bergerak. Mencoba.

Setelah refleksi atas kehidupan sebelumnya, saya merasa bahwa memang penting sekali berdoa dan memiliki pikiran positif bahwa segala sesuatu bisa terjadi. Salah satunya, saat saya ingin diterima sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tahun 2011. (lebih lanjut akan saya ceritakan). Dan sekarang, saya sudah menyandang sebagai Alumni Fakultas Psikologi UI sejak Agustus 2015 :)

Turunnya Bidadari Pertama
Apabila itu perihal duniawi, dahulukan urusan orang lain terutama orang tua. Apabila urusan akhirat, dahulukan urusan diri. Salah satu kalimat yang diucapkan oleh mentor saya. Bahwa bertebaran di muka bumi ini untuk memberikan manfaat. Yang namanya berbakti kepada orang tua tidak akan pernah berakhir dengan sia-sia. Apabila kita berhasil membuat sepasang bidadari tersenyum, pastilah Yang Maha Membalas serta merta mengulurkan tangan-Nya. Hmm, siapa sepasang bidadari itu? Iya, orang tua.

Keridhoan Yang Maha Kuasa berada pada keridhoan orang tua. Jika LOA, doa, dan impian telah dirangkai, selanjutnya lingkar keluarga. Berbakti kepada orang tua itu akan menguak langit dan memanggil rezeki. Doa orang tua dapat membuat rezeki tercurah. Saat doa orang tua selaras dengan doa kita, berarti doa kita menjadi lebih Melangit. Saat impian orang tua selaras dengan impian kita, maka impian kita menjadi lebih Bersayap. Dampak dari keselarasan impian ini untuk melipatgandakan doa dan LOA. Layaknya melaksanakan sholat berjamaah, imam dan seluruh jamaah tentu harus memiliki keselarasan niat agar sholat tersebut 27 derajat lebih powerful. Apalagi impian kita selaras dengan impian dan doa orang tua, pasangan, kerabat, dan teman-teman tentu akan lebih powerful. Ya berbekal keyakinan dan doa dari mereka semua,

Orang tua tentu memiliki doa tersendiri untuk kita. Mungkin tidak mudah untuk mengganti doa orang tua, maka yang bisa kita lakukan adalah meminta orang tua menyebutkan impian kita dalam doa mereka. Alangkah lebih baik jika diawali dengan meminta maaf ulang kepada orang tua. Karena mereka lah bidadari pertama kita. 

Banyak sekali pengalaman orang lain mengemukakan bahwa menyenangkan orang tua maka akan mendatangkan banyak rezeki. Didoakan orang tua akan mustajab menambah kadar rezeki yang diterima.

Tak heran, orang tua seringkali membanggakan kita sebagai anak. Tentu patut ditanyakan apakah kita membanggakan orang tua pula? Orang tua mendoakan kita, apakah kita juga mendoakannya? Orang tua berkorban banyak, apakah kita juga berkorban banyak untuk mereka? Orang tua berusaha membahagiakan, menafkahi, dan memenuhi kebutuhan kita, apakah kita melakukan hal itu juga kepada orang tua? Terkadang kita terlalu banyak menuntut orang tua, padahal semestinya kita juga berhak dituntut orang tua untuk melakukan hal yang sama pula. Itu lah sepasang bidadari, dengan ikhlas memberi dan mendoakan. Sebagai anak, makanya sudah selayaknya kita membanggakan, membahagiakan, dan mendoakan orang tua kita.

Turunnya Bidadari Kedua
Sedikit sulit membayangkan hal ini karena saya sendiri belum menikah. Hehhe apa hubungannya? Ya, mungkin sebagian pembaca mulai mengernyitkan dahi dan menebak bahwa bidadari kedua mungkin adalah pasangan. Ya, itu Anda benar, bidadari kedua adalah pasangan. 

Berbicara kembali mengenai keselarasan impian. Rambut boleh sama hitam, tapi impian bisa jadi beda-beda. Menyelaraskan impian memang tidak mudah. Jika mampu meyakinkan sepasang bidadari dan menyelaraskan dengan bidadari kedua, maka terbuka lebar-lebar pintu rezeki di hadapan Anda. Setiap pria yang berhasil tentu ada yang mendampinginya. Dibalik pria yang sukses, tentu ada perempuan yang tangguh. Karena bersama pasangan, kita bisa saling menguatkan, melengkapi, dan membuat segala sesuatu yang rumit menjadi lebih sederhana. Maka dari itu, saya sangat setuju bahwa temukanlah pasangan yang memiliki impian yang selaras. Maka akan selangkah lebih dekat dengan kemudahan hidup di dunia.

Mempercepat Terwujudnya Impian
Setelah menyelaraskan impian dengan sepasang bidadari dan orang terdekat, maka selanjutnya bayangkan impian itu terjadi. fake it until become it. Teruslah berpura-pura hingga itu benar-benar terjadi. Seperti pepatah China yang berbunyi, Nong jia cheng zhen, yang artinya main-main jadi sungguhan.

Menetapkan Kapan Terjadi dan Memantaskan Diri
Kita harus mampu menetapkan kapan impian itu akan terjadi dan perjelas semuanya. Lakukan ini terus berulang-ulang. Positifkan kata-kata. Lalu, batinkan kata-kata itu. Sebagai contoh, katakanlah Anda seorang kakak, yang mempunyai seorang adik yang sedang kuliah. Kalau adik Anda tidak berani menyebutkan kapan kuliahnya bakal kelar, berarti ia tidak serius dengan kuliahnya. Katakanlah Anda seorang wanita, yang mempunyai seorang teman dekat pria. Kalau teman dekat pria Anda tidak berani menyebutkan kapan ia bakal melamar, berarti ia tidak serius untuk melamar Anda. Mas Ippho menyarankan untuk GANTI SEGERA!! Hehe saya juga setuju, Mas. Kalau kita berani menyebutkan kapan kita melanjutkan S2, berarti kita ....

Dan, jangan lupa memperjelas semuanya dengan mendetail. Tentu akan beda orang yang mengatakan "Saya ingin omzet naik!" atau "Saya ingin omzet naik menjadi 50 juta" atau "Saya ingin omzet naik menjadi 50 juta mulai Februari 2016". Tentu, saya rasa para pembaca melihat bahwa pernyataan terakhir yang lebih menjelaskan semuanya. Begitu pun dengan impian dan doa, semua harus jelas apa, kapan, dimana, bagaimana, seperti apa, dan untuk apa.

Lalu, terapkan 7Y. Apa itu? yakin, yakin, yakin, yakin, yakin, yakin, dan yakin. Yakin itu akan terjadi dan memantaskan diri. Memantaskan diri di hadapan Yang Maha Menilai. Ibadah A, B, C, dan D coba ditingkatkan, dirutinkan,  dan digandakan. Seperti, kita mau mendapat jodoh lebih baik? Ya harus berdoa, memohonnya yang seperti apa, memperbaiki diri, dan tentu memantaskan diri. Bukankah Dia telah berjanji "Yang baik-baik adalah untuk yang baik-baik. Dan begitu pula sebaliknya" (QS. 24;26). Jadi, kalau mau pasangan yang lebih, yah perbaiki diri dan pantaskan diri. Dulu saya pernah menuliskan kriteria pasangan yang diharapkan dengan mendetail heheh Entah kenapa setelah mengingat hari-hari yang berlalu, ternyata apa yang saya doakan cepat atau lambat terkabul. Terkadang kita tidak menyadari bahwa Yang Maha Esa mengabulkan doa kita pada waktu yang ajaib-ajaib; ya sekarang atau tidak sekarang atau Aku punya rencana yang lebih baik untukmu. Salah satu kalimat favorit yang saya rangkai sendiri dan selalu saya gunakan, bermimpilah supaya terbangun, berharaplah supaya terus tergerak. Well, semua tidak ada yang mustahil :)

Sekali lagi memantaskan diri. Sebagai contoh lagi dari Mas Ippho. Seorang anak ingin punya sepeda, apa reaksi ayahnya?  Tentu anak harus memantaskan ilmunya yaitu, belajar bersepeda walaupun belum punya sepeda. Ingat, fake it till you become it. Pantaskan uangnya, maksudnya menabunglah, Mencoba rutinkan, walaupun tabungan selama setahun pun belum mencukupi membeli sebuah sepeda. Memang mungkin tabungan tidak cukup, akan tetapi dengan melihat kesungguhan anak belajar bersepeda dan menabung, Ayah lah yang kemudian mencukupkan. Tentu atas izin Yang Maha Kuasa

Dan, tak lupa selalu menjaga hubungan baik dengan berbagai orang di sekitar. Menyampaikan pendapat boleh, tapi tentu tetap menjaga kedamaian dan ketentraman silaturahmi. Hidup didunia berbicara mengenai hitam dan putih, sama dan berbeda.

Lalu sekarang apa yang harus dilakukan?

Gandeng dulu sepasang bidadari. Ceritakan kepada saudara-saudara Anda. Bagi yang orangtuanya telah meninggal coba temui sahabat orang tua Anda, gabungkan adab doa dan hukum LOA.


Ya sekiranya, itu dulu ya.
Ini baru dua bab dari tujuh bab yang ada. Selanjutnya, saya akan membahas pada tulisan berikutnya. Sekali lagi, saya mendapat inspirasi ini dari bukunya Mas Ippho Santosa. Dan, saya tulus dan ikhlas berbagi karena menurut saya informasi ini sangat berguna. Semoga bermanfaat yaa :) 

6 comments:

Unknown said...

MeMang StElah kita baca buku itu Menjalani hidup kayaknya da yg brubah tanpa disadari .........

Salsabila Mayang Sari said...

Ya, saya juga sangat setuju :)

Kabarwh said...

Memang orangtua harus diutamakan yah..

Salsabila Mayang Sari said...

Tentu, orang tua malaikat pertama di muka bumi :)

Ahmad said...

Mantap memang baca bukunya Ipho....semangat jadinya...btw...salam kenal

Salsabila Mayang Sari said...

Ya, semoga bemanfaat ya! Masih banyak buku MAs Ippho yg oke untuk dibaca :)

Diam atau Bergerak

Waktu terus berlalu tapi engkau masih disana Hari terus berlalu tapi engkau masih di singgasana Lepaskan singgasana karena engkau perlu ta...