Bagi mahasiswa/i tingkat akhir, skripsi merupakan salah satu hal yang cukup menyumbang banyak kegusaran. Mengapa? Skripsi merupakan tugas akhir sebagai mahasiswa/i untuk mendapatkan gelar Sarjana. Walaupun pada beberapa universitas atau jurusan tertentu, mahasiswa/i diperbolehkan lulus tanpa menyelesaikan skripsi (*ada ketentuan khusus). Skripsi menjadi salah satu patokan kualitas hasil pembelajaran yang didapatkan dalam bangku perkuliahan. Bagi saya sendiri, menyelesaikan skripsi adalah wujud tanggung jawab atas eksistensi proses belajar yang telah dilalui.
Sama seperti kebanyakan mahasiswa, awal semester perkuliahan saya sangat mengharapkan lulus 3,5 tahun dengan predikat cumlaude. Namun, peluang dan kesempatan meningkatkan hard skills dan soft skills berbagai bidang pada tahun kedua dan ketiga mahasiswa membuat saya sedikit terbuai untuk lulus 4 tahun saja.
Usai semester enam, banyak sekali informasi melalui Siak-NG maupun broadcast mengenai payung skripsi yang dibuka oleh para dosen psikologi. Memang saya cukup tertarik untuk mengambil skripsi pada semester tujuh, akan tetapi saya belum siap untuk sepenuhnya mengerjakan skripsi. Saya menyadari saat itu sedang mengemban salah satu amanah dan memiliki hasrat terpendam untuk mencoba beberapa kegiatan baru.
Awal bulan September, saya mendapat berita bahwa dibuka topik payung skripsi untuk disertasi salah satu dosen "Career Decision Self Efficacy". Memang pernah terlintas untuk mengangkat topik skripsi mengenai Pemanfaatan Waktu Luang atau Proses Karier pada mahasiswa. Saya kira ini kesempatan bagus untuk mencoba mengambil skripsi sejak semester tujuh. Selain ini topik yang menarik bagi saya, saya merasa akan lebih tenang apabila telah memiliki pembimbing skripsi yang sebelumnya pernah menjadi dosen di salah satu mata kuliah. Saat itu, banyak sekali teman-teman saya yang gusar karena belum menemukan pembimbing skripsi yang sesuai dengan topik skripsi yang diambil atau merasa kurang sesuai dengan karakter dosen. Alhamdulillah, saya mendapatkan pembimbing skripsi yang pernah mengajarkan topik karier dan pernah merasakan metode mengajar dan dibimbing oleh beliau.
Payung skripsi merupakan topik skripsi yang dilakukan oleh sekelompok orang mengenai suatu topik tertentu. Biasanya ini merupakan penelitian/proyek/disertasi dosen. Biasanya memiliki satu topik utama yang nantinya spesifikasi atau faktor khusus yang ingin dilihat menjadi topik penelitian yang berbeda bagi setiap orang. Tidak jarang, satu variabel utama menjadi variabel yang samaoleh semua pihak. Kemudian setiap pihak menentukan variabel predictor dari variabel utama tersebut sebagai variabel skripsinya.
.....
Akhir bulan September, saya bertemu dan melontarkan hasrat untuk bergabung dengan payung skripsi beliau. Beliau sempat mewawancarai mengenai alasan ingin bergabung dan aktivitas yang tengah saya jalani. Saya menyatakan bahwa saya sangat tertarik bergabung dengan payung skripsi karier, namun untuk kelulusan di semester delapan. Selain masih ada mata kuliah yang tengah dijalankan, saya juga masih ingin mencoba berbagai kegiatan dengan memanfaatkan predikat sebagai mahasiswa. Tak disangka, Beliau langsung memberikan kesempatan seminggu pada saya untuk mencari variabel yang ingin diangkat sesuai dengan topik karier beliau. Beliau memperbolehkan saya untuk bergabung dengan kelonggaran sidang skripsi pada semester delapan. Beliau pun menyatakan bahwa beberapa teman lain ada yang ingin mengejar lulus pada semester tersebut, namun pengecualian bagi saya. Asalkan saya tetap mampu mengimbangi kecepatan pengambilan data dan proses penyelesaian skripsi dengan teman-teman payung. Saya pun sangat antusias dan gembira ria saat semester tujuh telah mendapatkan topik dan pembimbing skripsi.
Pertengahan Bulan Oktober adalah pertama kali berkumpul lengkap Tim Payung Skripsi CDSE (Career Decision Self Efficacy). Saya sangat antusias bertemu dengan enam teman yang akan bekerja sama dalam penyelesaian skripsi sekaligus proyek disertasi dosen ini.
Saya memulai mencari berbagai sumber dengan berbagai keyword CDSE yang mudah ditemui; karier, self-efficacy, keputusan karier, dll. Saya juga melihat berbagai referensi skripsi karier beberapa tahun sebelumnya, baik dalam maupun luar kampus. Saya juga mulai melirik beberapa alat ukur yang mungkin bisa jadi pertimbangan untuk digunakan saat pengambilan data. Terpenting, saya merangkum semua teori CDSE yang merupakan variabel kedua atau variabel independent. Hal ini saya gunakan untuk mendapatkan variabel pertama atau variabel dependent.
Namun, sayang sekali terlalu banyak mengikuti kegiatan baru dan terlelap dalam tugas kuliah membuat pengerjaan skripsi saya hanya jalan di tempat. Walaupun banyak yang dapat saya tulis, namun hal itu rasanya belum siap untuk dinyatakan sebagai skripsi yang layak. Hingga akhir Desember saya hanya mampu menyelesaikan proposal dan bab 1 skripsi saja. Hal itu pun masih sebatas meyakinkan pada pembimbing bahwa variabel Goal Orientation yang saya angkat akan memiliki hubungan dengan variabel CDSE. Sesuai dengan rencana, saya akan menyelesaikan skripsi ini hingga dinyatakan lulus pada semester delapan.
Kenyataan tak berjalan lurus sesuai rencana. Menjelang semester delapan semakin banyak gejolak pengerjaan skripsi. Saya sempat mengalami kecopetan hingga harus meninggalkan sejenak proses pengerjaan skripsi. Tidak hanya itu, saya juga dihadapkan dengan pilihan untuk mengubah variabel skripsi dalam waktu 3 bulan sebelum deadline finalisasi pengumpulan skripsi yang akan diujikan. Begitu rumit. ASAP, akan saya ceritakan hikmah dibalik semua itu.
Ada beberapa pelajaran yang saya dapat saat proses pengerjaan skripsi semester tujuh.
Pertama. Dalam pengerjaan skripsi, sebaiknya kita telah menentukan spesialisasi peminatan yang ingin diambil. Sebaiknya topik yang diminati dan sesuai dengan bidang kita. Psikologi UI sendiri memiliki lima peminatan, yaitu psikologi pendidikan, psikologi klinis, psikologi perkembangan, psikologi industri/organisasi, dan psikologi sosial. Misalnya, saya ingin mengambil topik yang berkaitan dengan psikologi pendidikan secara general. Saya mengambil topik CDSE karena mampu beririsan dengan proses pendidikan berbagai tingkat, khususnya mahasiswa yang akan menghadapi dunia kerja. Beberapa senior mengatakan bahwa di dunia kerja tidak jarang ada pihak yang menanyakan tentang topik skripsi kita loh :) Jadi kerjakan skripsi dengan maksimal.
Kedua. Sebaiknya memiliki timeline pengerjaan skripsi secara mendetail. Apa saja kemajuan skripsi yang harus diselesaikan dalam setiap hari, minggu, ataupun bulannya. Perlu juga memiliki waktu konsultasi skripsi yang terartur dengan pembimbing skripsi agar menjaga semangat penyelesaian skripsi. Kita bisa mengevaluasi kemajuan kita dengan melihat timeline tersebut.
Ketiga. Menjalin hubungan yang baik dengan tim payung skripsi dan semua teman. Hal ini dikarenakan satu sama lain akan merasa senasibsepenanggungan untuk saling membantu dan berbagi informasi sumber topik skripsi.
Keempat. Sangat penting juga mengenal baik cara berkomunikasi dan aktivitas yang tengah dijalankan pembimbing skripsi. Hal ini agar membuat pembimbing skripsi merasa nyaman dan tidak keberatan untuk sering ditemui.
Kelima. Paling Penting kita harus mengetahui apa alasan kita memulai ataupun menyelesaikan skripsi pada semester tujuh. Beberapa teman yang lulus pada semester tujuh mengatakan alasan mereka ingin segera bekerja untuk mendapatkan finansial mandiri. Ada juga yang ingin segera melanjutkan sekolah ataupun menjajaki jenjang pernikahan. Jangan hanya ingin bangga dengan lulus 3,5 tahun hingga nilai mata kuliah lain jeblok pada semester tersebut. Skripsi tidak sebatas mata kuliah biasa, melainkan skripsi mengajarkan tanggung jawab atas hasil tulisan ilmiah yang dibuat sendiri.
Menyelesaikan Skripsi adalah Tanggung Jawab atas Eksistensi Proses Pelajaran yang Telah Dilalui
No comments:
Post a Comment