Mar 24, 2015

Mungkin Cinta, Atau Malah Harapan




...


Sulit sekali menjawab pertanyaan,


“Apa itu cinta?”


Dari dulu hingga sekarang, aku merasa tak menemukan jawaban pasti mengenai kata tersebut. Mungkin bagi anak kecil, cinta terlihat dari kasih sayang dan pengorbanan orang tuanya untuk membesarkannya. Mulai beranjak remaja, cinta dipahami dari interaksi dengan teman-teman di lingkungannya. Lalu, beranjak dewasa, cinta mulai ditemui dengan makna yang begitu rumit. Kemudian, di penghujung usia mungkin cinta dipahami sebagai arahan hidup yang membuat diri kita berharga di dunia.
 
Cinta itu menguatkan, katanya. Cinta itu,melambangkan pengorbanan, katanya. Cinta itu butuh perjuangan, katanya. Cinta itu tidak sekedar tiga dimensi, katanya. Cinta itu tak berwujud, katanya. Cinta itu selalu ada, katanya. Cinta itu berharga, katanya. Cinta itu rumit, kataku.

Usiaku beranjak dewasa. Banyak hal yang tak mudah ku pahami. Banyak hal yang berusaha ku temui jawabannya. Ada yang berhasil, ada pula yang gagal. Dan tak sedikit pula banyak yang belum ku temui jawabannya.


“Apakah cinta yang menghidupkanmu?”


Entahlah. Aku tak mampu menjawab. Definisi cinta saja sulit untuk ku rangkai.

Pernah suatu ketika, ku temui hari-hari haus akan keringat. Hari-hari aku tak ingin berhenti menemui banyak orang. Tak ingin berhenti melakukan berbagai kegiatan. Semata-mata ingin menemukan jawaban atas apa yang ku cari. Entahlah apa yang dicari.

Memulai tanpa tujuan membuatku meraba di berbagai jalan. Mecoba mencari jalan yang mampu menuntunku dalam keyakinan. Yang katanya akan menimbulkan cinta. Tapi, lagi-lagi aku bertanya APA ITU CINTA?

Kadang aku berpikir, apa mungkin cinta harus dicari? Apa mungkin cinta berpindah-pindah? Apa mungkin cinta menguatkan? Apa mungkin cinta memerlukan pengorbanan? Apa mungkin cinta membutuhkan perjuangan? Apa mungkin cinta berbentuk? Apa mungkin cinta berwujud? Apa mungkin cinta itu ada? Apa mungkin cinta itu berharga? Apa mungkin cinta itu ditemui?

Dengan segala keyakinan yang ku coba pelajari, Ya cinta itu dapat ditemui. Cinta itu ada. Layaknya aku cinta pada Allah-ku, Sang Maha Pencipta. Kenapa cinta Allah? Karena berbagai pertanyaan ku temukan jawaban dari-Nya. Kenapa yakin ada cinta? Karena dengan kehadirannya aku merasa lebih kuat dan tergerak untuk memperjuangkan sesuatu. Kenapa percaya cinta itu? Karena…

Hmm..


Karena aku percaya ada HARAPAN.

HARAPAN?

Iya, Harapan. Harapan yang kupercayai akan membawa pada hasil atas keyakinanku. Menikmati kebahagiaan akhirat dan dunia. Mendapatkan surga yang membawa pada kehidupan kekal abadi kelak. Itu kata keyakinanku.

Aku rasa kita kuat bukan karena cinta, melainkan karena harapan. Karena harapan, kita jadi memiliki tujuan. Karena harapan, kita berusaha memperjuangkan sesuatu. Karena harapan, kita rela berkorban. Karena harapan, membuat kita lebih kuat. Karena harapan, membantu menerangi jalan kita. Karena harapan, yang menuntun kita bergerak.

Dan, karena harapan menjadi alasan kenapa kita bisa mencintai.


Bermimpilah supaya kita bisa terbangun. Berharaplah supaya kita bisa tergerak. Hiduplah dengan alasan, hiduplah dengan harapan.

1 comment:

sugab said...

Dan berharaplah HANYA kepada Yang Maha Kuasa, yg Janji-Nya kepada hamba-Nya tidak akan pernah ingkar, karena jika kau berharap kepada selain-Nya , maka bersiap-siaplah untuk KECEWA

Diam atau Bergerak

Waktu terus berlalu tapi engkau masih disana Hari terus berlalu tapi engkau masih di singgasana Lepaskan singgasana karena engkau perlu ta...