Kemarin adalah pelajaran. Hari ini adalah pilihan. Dan, besok adalah harapan
Kali ini izinkan aku kembali mengenang salah satu kisah di sudut Puncak Kota Bogor. Di kala itu sebagai perwakilan mahasiswa Universitas Indonesia, aku mengikuti kegiatan K2N Tematik 2013.
Banyak yang bertanya, apa yang menyenangkan dengan menjadi volunteer? Bukannya lebih banyak memberi dibanding menerima? Bukannya menghabiskan uang tanpa ada pemasukan? Bukannya kau bisa bekerja lebih profesional? Bukannya kau... Bukannya kau... Bukannya dan Bukannya yang lain-lain.
Ada hal yang sulit didefinisikan.
Yang dirasa, Yang dihati, namun mulut saja tak mampu menampung untuk mencurahkan.
Mereka mengajarkanku untuk senantiasa mensyukuri atas semua yang ku miliki. Mereka mengajariku tentang hidup.
Tak ada yang bisa membohongi ketulusan yang terpancar dari mata anak kecil |
Tak ada yang bisa merekatkan hati selain cinta |
Tak ada yang bisa mempupuskan harapan selama masih ada kesempatan belajar |
Hidup begitu banyak menawarkan kesempatan.
Saat mereka bilang tak mampu. Saat itu lah rasa tanggung jawab ini muncul. Mendidik hanyalah milik orang-orang yang terdidik. Berbagi hanyalah miliki orang yang mensyukuri.
Aku belajar apa arti kekayaan sesungguhnya. Aku belajar apa arti kebahagiaan sesungguhnya. Aku belajar arti bermimpi sesungguhnya. Aku belajar untuk mewujudkan harapan.
Mereka tak pernah meminta. Mereka selalu memberi, Mereka tak pernah menuntut. Mereka hanya ingin didengarkan.
Down?
Mungkin terlalu banyak menuntut kekurangan. Terlalu banyak meminta. Terlalu banyak berharap. Terlalu berlebihan menyesali kegagalan.
Percayalah.
Tidak ada yang mengkhianati usaha. Tidak ada yang membenci kesalahan.
Selama waktu masih ada, disitu harapan tumbuh dan berkembang.
Tidak ada yang tahu pasti wujud Hari Esok. Namun kita tahu pasti wujud Hari Kemarin. Dan, kita memilih kepastian di Hari Ini.
No comments:
Post a Comment