Dec 3, 2012

Analisis Iklan Layanan Masyarakat dan Komersial Mata Kuliah Psikologi Media

Ini adalah tugas ujian tengah semester Psikologi Media yang dikerjakan dengan power of kepepet. Tugas ini benar-benar penuh perjuangan mengerjakannya ditengah kesibukan tugas-tugas kuliah dan aktivitas kepanitiaan. Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca.


Analisis Iklan
Sukseskan Penanaman 1 Milyar Pohon dan Cerebrofit



1. Pendahuluan
Media massa merupakan salah satu alat komunikasi yang memberikan banyak informasi, baik aktual maupun faktual kepada masyarakat. Media massa baik berupa koran, majalah, radio, maupun televisi merupakan media massa yang kebanyakan memberikan informasi satu arah. Salah satu media massa yang modern dan tiada hentinya memberikan informasi adalah televisi. Televisi melalui tayangan-tayangannya mampu mempengaruhi daya informasi yang ditangkap oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan informasi-informasi yang ditayangkan memberikan pengaruh tersendiri pada tingkah laku dan pola pikir masyarakat. Selain itu, televisi juga cukup berperan bagi masyarakat dalam proses sensasi pikiran. Masyarakat yang menonton televisi hanya mampu menerima tanpa bisa melakukan konfimasi atau afirmasi langsung terhadap informasi yang diberikan.
Salah satu jenis tayangan televisi yang memiliki porsi tayangan hingga ratusan kali per hari adalah iklan. Setiap hari tayangan iklan yang ditampilkan kebanyakan bertujuan untuk komersial, hanya sedikit saja untuk layanan masyarakat. Salah satu contoh tayangan iklan komersial adalah iklan produk kesehatan cerebrofit, sedangkan salah satu contoh iklan layanan masyarakat adalah penanaman pohon sebanyak 1 milyar. Kedua iklan ini bertujuan untuk mempersuasif masyarakat agar berprilaku dan bersikap sesuai dengan yang diinginkan perancang iklan. Iklan cerebrofit bertujuan agar masyarakat membeli produk kesehatan mereka tersebut, sedangkan iklan layanan masyarakat mengenai penanaman pohon bertujuan agar masyarakat mengetahui dan menjaga esensi penanaman pohon.
Hal ini dapat berdampak baik sekaligus buruk bagi tingkah laku dan pola pikir masyarakat. Iklan seharusnya dapat dikritisi secara cerdas dan benar agar tidak mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir masyarakat ke arah yang tidak diinginkan atau terjerumus mengarah tujuan perancang iklan. Masyarakat juga harus menyadari bahwa menonton iklan tanpa mengkritisi hanya akan berdampak sebagai perceived reality.
2. Observasi
      Observasi iklan ini dilakukan pada dua iklan tayangan televisi, yaitu iklan layanan masyarakat penanaman 1 milyar pohon dan iklan komersial produk kesehatan cerebrofit.
 2.1. Iklan Produk Kesehatan Cerebrofit
Dalam iklan cerebrofit, terlihat situasi kelas dimana ada seorang guru yang sedang melatih kecakapan hitung dan pola pikir anak muridnya. Sosial setting kelas ini diatur sedemikian rupa dengan lukisan-lukisan anak didinding, bangku tempat duduk, dan meja anak-anak yang sesuai dengan ukuran badan anak murid dikelas tersebut. Iklan ini diiringi dengan musik yang membuat suasana terlihat santai.
Pada awal iklan, terlihat ada seorang anak mengenakan kaos oranye yang aktif menunjukan kemampuannya. Anak tersebut menjawab dengan gesit setiap pertanyaan gurunya. Ketika ditanya mengenai jumlah jerapah yang ada dipapan tulis, anak tersebut menjawab dengan cara berbeda dari anak yang lainnya. Dia tidak hanya mengacungkan tangan dan meneriakan jawaban, melainkan juga mengangkat papan angka yang merupakan jawaban dari pertanyaan gurunya. Gurunya tersenyum dan bertepuk tangan atas jawaban muridnya yang benar.
Sikap guru yang melatih anak-anak muridnya sembari senyum menunjukan sikap yang positif terhadap kemampuan-kemampuan anak muridnya. Pertanyaan kedua yang memerlukan kemampuan berjalan atau berlari pun bisa dijawab oleh anak berkaos oranye tersebut. Dia segera berlari kedepan kelas dan memasang mata jerapah pada boneka jerapah yang tinggi. Temannya yang berlari dan mencoba memasang mata jerapah kesusahan karena tinggi jerapah yang jauh lebih tinggi dari ukuran badannya. Anak tersebut langsung menekuk mukanya, dan mengernyitkan dahi melihat anak berkaos oranye yang sedang tersenyum. Pada ujung iklan ada tulisan yang diiringi musik “Tumbuh tinggi dan cerdas bersama cerebrofot gold”. Setelah itu, tampak seorang anak yang senyum lebar hingga terlihat giginya yang putih sedang memainkan hadiah permainan puzzle upin ipin produk cerebrofot gold tersebut. Anak tersebut bersorak gembira karena berhasil menyusun puzzle upin ipin tersebut.
Iklan ini diiringi dengan musik yang awalnya santai kemudian berubah menjadi tempo semangat diakhir iklan. Selain tempo musik yang berbeda di awal dan akhir, alur cerita dalam iklan ini menunjukan spesifikasi tersendiri. Pada awal iklan, diceritakan mengenai anak yang cerdas menjawab pertanyaan gurunya dan memiliki postur tubuh yang jauh lebih tinggi dari teman-temannya. Kemudian, diakhir cerita tampak produk kesehatan cerebrofit yang menyimpulkan bahwa anak dapat tumbuh tinggi dan cerdas bersama cerebrofit. Cara penyampaian yang sederhana melalui verbal dan non-verbal membuat iklan ini lebih mudah dipahami bagi anak-anak, orangtua, dan masyarakat umum. Contoh dari bahasa verbal yang digunakan antara lain cerdas dan intonasi nada bicara yang naik turun, sedangkan contoh bahasa non-verbal yang digunakan antara lain tepuk tangan dan senyum.
2.2 Iklan Sukseskan Penanaman 1 Milyar Pohon
Iklan untuk menyukseskan penanaman 1 milyar pohon ini merupakan iklan layanan masyarakat yang menggambarkan peran penting dalam penanaman pohon-pohon. Dalam iklan digambarkan alur cerita yang jelas mengenai setiap peran penting pohon bagi kehidupan sehari-hari. Dalam iklan  ditayangkan ada enam peran penting pohon yang disampaikan secara sederhana menggunakan bahasa verbal dan non-verbal. Enam peran penting tesebut yaitu, penghasil oksigen, penangkal banjir dan longsor, sebagai cadangan air bersih, sumber pangan, sumber papan, dan penyejuk udara.
Pada awal iklan dimulai dengan musik klasik dan kalimat yang bertulisan bahwa pohon itu sumber rezeki. Adegan ini menampilkan sepasang suami istri yang sudah berusia lanjut sedang menghirup oksigen sembari tersenyum. Sepasang suami istri tesebut saling bergantian menatap pepohonan hijau disekelilingnya.  Kemudian, berganti dengan adegan dimana seorang pemuda sedang menanam bibit pohon dalam plastik hitam kecil yang telah berisi tanah. Tanaman-tanaman itu disiram dengan air dan digabungkan dengan bibit-bibit pohon yang telah disiapkan untuk ditanam diladang. Pemuda tersebut terlihat tersenyum sembari menghela nafas lega melihat pohon-pohon tersebut. Tidak lama kemudian ada tulisan yang bermakna bahwa pohon sebagai penangkal banjir dan longsor.
Adegan ketiga merupakan adegan yang memperlihatkan bahwa pohon-pohon menghasilkan cadangan air yang bersih. Adegan ini dimulai dengan perempuan yang menengadahi air embun yang terjatuh didaun dengan gelas. Setelah itu, ditampilkan satu keluarga yang sedang makan buah-buahan dan sayur-sayuran ditengan pepohonan. Buah-buahan dan sayur-sayuran tersebut berwarna cerah dan mengkilap. Tidak lama kemudian terlihat tulisan bahwa pohon sebagai sumber pangan. Selain itu, ditampilkan juga seorang bapak atau insinyur yang sedang membuat rumah menggunakan pondasi dasar pohon. Dengan kata lain, pohon bisa dijadikan sebagai sumber papan. Kemudian, ditampilkan anak-anak yang sedang bermain ditengah pepohonan sembari tersenyum dan menghirup udara segar. Setelah adegan terakhir, iklan ini ditutup kembali dengan tulisan yang mengatakan bahwa banyak pohon maka banyak rezeki.
Setiap perilaku dalam adegan iklan ini menampilkan bahwa pohon banyak memberi manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Alur yang jelas dalam setiap adegan memudahkan dalam memahami bahasa verbal dan non-verbal. Bahasa verbal menggunakan kalimat-kalimat dan bahasa non-verbal menggunakan gambar-gambar membuat cara penyampaian informasi yang tidak menoton. Musik yang rileks mengiringi iklan ini membuat diri mampu persuasif untuk melakukan gerakan menyukseskan penanaman 1 milyar pohon.
3. Analisis
Iklan produk kesehatan cerebrofit dan penanaman 1 milyar pohon memiliki beberapa perbedaan dalam hal tipe iklan dan tujuan iklan, dampak iklan, teori-teori iklan yang digunakan, dan psychological appeal. Berikut penjelasan mengenai keempat hal tersebut.
3.1 Tipe dan Tujuan Iklan
            Iklan cerebrofit termasuk dalam tipe iklan komersial atau menjual. Tipe iklan komersial merupakan tipe iklan yang membujuk dan persuasi penonton agar membeli produk yang ditayangkan. Hal ini senada denga tujuan iklan komersial, yaitu untuk mempengaruhi dan membentuk realitas baru bagi penonton. Perancang iklan merancang iklan yang mampu menarik perhatian banyak penonton untuk membeli dan menggunakan produk ini dalam jangka panjang atau berkelanjutan. Iklan ini juga berusaha menumbuhkan kebutuhan penonton akan produk kesehatan yang dapat membantu mencerdaskan anak dan menambah postur tinggi anak. Tipe iklan ini berusaha untuk mencari profit, salah satunya dengan cara memberi informasi melalui iklan mengenai hadiah yang akan didapat apabila memberli produk ini dalam jangka waktu tertentu.
            Berbeda dengan iklan cerebrofit yang tergolong komersial, iklan penanaman 1 milyar pohon merupakan tipe iklan layanan masyarakat. Tipe iklan ini merupakan iklan non-profit dan mengutamakan hal-hal yang dapat membangun kenyamanan hidup masyarakat. Iklan ini bertujuan untuk memberikan himbauan agar masyarakat menjaga esensi pohon sebagai penghasil oksigen, penangkal air dan banjir, cadangan air bersih, sumber pangan, sumber papan, dan penyejuk udara.

3.2. Teori Komunikasi Media Massa Iklan
a. Teori Sosial Cognitive
Perilaku ini dimulai dengan mengamati perilaku orang lain dan meniru perilaku yang diamati tersebut (Harris, 2004). Teori social cognitive erat berkaitan dengan teori Bandura “social learning”. Apabila dikaitkan dengan media, menurut Bandura (2002; Harris, 2004) terdapat empat sub-fungsi observasi media. Pertama, seseorang harus terkena exposed dari media. Kedua, harus mampu memahami dan mengingat apa yang diamati secara simbolis (encode). Ketiga, mampu menerjemahkan konsep-konsep simbolis kedalam tingkah laku yang sesuai. Keempat, adalah motivasi baik internal maupun eksternal.
Iklan cerebrofit berusaha untuk menggambarkan bagaimana pentingnya kecerdasan anak dan penambahan postur tubuh tinggi anak dengan minum produk cerebrofit. Iklan ini berusaha menampilkan informasi bahwa anak dalam iklan tersebut cerdas dan tinggi setelah minum cerebrofit. Iklan ini juga berusaha mempengaruhi anak-anak untuk melakukan imitasi terhadap iklan yang dirancang dengan objek tokoh anak pra sekolah. Hal ini dilakukan agar anak tertarik untuk meniru perilaku minum cerebrofit yang dilakukan anak yang bisa dianggap seusia dengan dirinya. Iklan ini juga berusaha menghadirkan simbolis seperti hadiah puzzle upin ipin. Anak dalam iklan tersebut juga terlihat bersorak gembira saat memainkan puzzle tersebut. Hal ini bisa mempengaruhi anak untuk tertarik membeli cerebrofit tersebut. Selain itu, orangtua juga dapat terpengaruh membeli produk ini karena selain esensi iklan yang terlihat natural, hadiah cerebrofit juga bisa dijadikan hadiah mainan untuk anaknya.
Berbeda dengan iklan cerebrofit, iklan penanaman pohon berusaha mengajak para penonton untuk menanam dan menjaga pohon. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi pikiran masyarakat supaya turut menjaga kenyamanan lingkungan bersama. Hal yang paling mempengaruhui kognitif penonton adalah objek tokoh yang beragam mulai dari anak-anak hingga yang usia lanjut. Selain itu, kalimat-kalimat yang sederhana namun bermakna disetiap adegan juga dapat mempengaruhi kognitif penonton agar dapat melakukan gerakan penanaman pohon.
b. Teori Cultivation
Teori ini merupakan teori yang memberitakan mengenai hal-hal yang diberitakan secara berulang-ulang agar penonton terpengaruh dan persuasif (Sarwono, S.W. & Meinarno, E. A., 2004). Salah satu poin penting dalam teori cultivation adalah perubahan dari orang-orang yang mempunyai berbagai persepsi tentang realiti sosial menjadi persepsi yang sama, dimana penonton mempelajari fakta dengan cara mengamati apa yang ditanyangkan televisi (Harris, 2004). Dalam teori cultivation media atau khususnya televisi dianggap mempunyai pengaruh berkepanjangan yang kecil, gradual, tidak langsung tetapi signifikan dan kumulatif. Apabila iklan cerebrofit maupun penanaman 1 milyar pohon ditayangkan secara berulang-ulang hingga seseorang yang mencoba menolak akhirnya melakukan hal yang sesuai dengan iklan, maka orang tersebut telah terpengaruh efek cultivation ini. Pengaruh iklan dalam teori ini tidak bersifat langsung, namun ada proses dan tahapan yang tidak disadari penonton. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi menonton media, memory traces, formulate beliefs, dan media sosial reality.
c. Teori uses & gratification
Pada umumnya, para perancang iklan baik iklan komersial maupun layanan masyarakat berusaha agar penonton memilih dan menggunakan cara yang digunakan dalam iklan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan teori uses & gratification (Blumer & Katz, 1974; Harris, 2004). menekankan pada peran aktif dari penonton atau penggunan media untuk memilih dan menggunakan media tertentu. Pengguna media mencari sumber media yang dapat memenuhi kebutuhannya
d. Agenda Setting
Menurut McCombs & Gilbert (1986; Harris, 2004)  agenda setting adalah kemampuan dari media massa untuk membentuk kognisi penonton dan melakukan perubahan dari kognisi yang sudah ada. Dari pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa perancang iklan berusaha agar penonton membentuk framing baru mengenai iklan ini. Iklan cerebrofit mencoba melakukan framing melalui gambar-gambar dan boneka-boneka dalam iklan agar anak-anak mengasosiakan benda-benda tersebut dengan produk cerebrofitnya. Berbeda dengan iklan cerebrofit, iklan penanaman 1 milyar pohon melakukan framing melalui penggunaan kata pada setiap adegan tokoh yang berganti. Hal ini juga dapat membentuk framing bahwa setiap mendengar kata-kata tersebut, seperti “Banyak pohon itu banyak rezeki” akan diasosiasikan dengan peran-peran pohon dalam membawa rejeki.
e. Teori Schema
Pengertian dari schema adalah bagian dari panduan tentang sebuah pemahaman dan ingatan tentang informasi yang sebelumnya (Brewer & Nakamura, 1984; Rumelhart, 1980; Thorndyke, 1984; Harris, 2004). Seseorang yang menerima informasi baru akan menyesuaikan informasi tersebut dengan informasi yang telah diterima sebelumnya. Setelah membentuk informasi baru, orang tersebut akan menyesuaika informasi baru tersebut dengan informasi berikutnya. Dalam iklan cerebrofit, hal yang disesuaikan adalah permainan baru dan obat yang diminum. Kadangkala, orangtua mengasosiasikan anak yang telah minum cerebrofit mampu menjadi cerdas dan tinggi. Ketika ada informasi baru mengenai produk yang mampu membuat anak cerdas dan tinggi, orangtua bisa saja tidak akan mempercayai hal itu atau bisa jadi terpengaruh dengan berita tersebut sehingga melupakan informasi mengenai cerebrofit sebelumnya.

3.3 Dampak Iklan
            Iklan yang ditayangkan dala televisi dapat memberikan berbagai dampak pada masyarakat yang menonton. Adapun menurut Gilles (2003) dampak-dampak yang dapat muncul dari tayangan-tayangan iklan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Behavioural Effect. Setiap setelah menonton iklan cerebrofit atau penanaman pohon, penonton ingin meniru perilaku yang dilakukan oleh tokoh dalam iklan dan membeli produk dalam iklan.
b. Attitudinal Effect. Setiap melihat anak-anak minum cerebrofit, langsung mengasosiasikan bahwa anak tersebut mampu menghitung angka-angka yang dijumlahkan seperti dalam iklan. Lain hal dengan iklan penanaman pohon, setiap melihat orang menanam pohon maka akan mengasosiasikan bahwa orang tersebut akan banyak rejeki dan disukai banyak orang.
c. Cognitive Effect. Sebagai contoh, setiap menonton iklan selalu muncul pikiran   bahwa ini adalah obat cerdas dan penambah tinggi bohongan. Setiap menonton iklan penanaman pohon, menjadi berpikir bahwa menyesal pernah menebang pohon sembarangan atau tidak melestarikan pohon.
d. Physiological Effect. Sebagai contoh, selalu merasa detak jantung semakin cepat setiap melihat iklan cerebrofit. Sering merasa marah dan cemas setiap melihat orang yang menebang pohon sembarangan.
4. Perbandingan Kedua Analisis Iklan
4.1 Target Penonton
            Iklan cerebrofit dirancang dengan target penonton orangtua yang sedang memiliki anak-anak usia pra sekolah dan sekolah. Hal ini terlihat dari iklan yang digambarkan dalam social setting di kelas yang terdapat guru sedang mengajar. Selain itu, iklan ini tidak hanya mempengaruhi orangtua tapi juga menargetkan pada anak-anak. Hal ini dapat disimpulkan dari akhir iklan yang ditutup dengan anak yang sedang bermain puzzle upin ipin untuk menarik perhatian anak-anak.
            Berbeda dengan iklan cerebrofit, iklan penanaman pohon 1 milyar ini memiliki target penonton semua umur. Hal ini dapat disimpulkan dari tokoh-tokoh dalam iklan yang berasal dari berbagai umur. Esensi lain target penonton semua umur yaitu, semua orang dapat menanam pohon agar banyak rezeki dan mampu membantu menyukseskan penanaman 1 milyar pohon.
4.2 Psychological Appeal
4.2.1 Iklan Cerebrofit
            Iklan cerebrofit termasuk dalam fear appeals. Hal ini dikarenakan iklan ini melibatkan informasi mengenai kesehatan yang harus dijaga dan meningkatkan kecerdasan serta tinggi badan.
4.2.2 Iklan Penanaman 1 Milyar Pohon
            Iklan penanaman 1 milyar pohon termasuk dalam jenis informational appeals. Hal ini dapat dilihat dari informasi-informasi yang disajikan dalam iklan merupakan informasi-informasi untuk menghumbau membantu menyukseskan penanaman 1 milyar pohon.







5. Kesimpulan
Tipe dan tujuan iklan tergantung dari perancang iklan. Iklan komersial lebih mengarah untuk mencari profit dan lebih mengutamakan kepentingan sendiri, sedangkan iklan layanan masyarakat tidak berusaha mencari profit melainkan berusaha untuk memberikan himbauan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan situasi di sekitar. Masyarakat sebagai penonton bisa mendapatkan pengetahuan dari suatu tayangan iklan, namun bisa juga menjadi korban dari tayangan yang ada. Terkadang informasi yang diberikan dan sebenarnya bersifat mengarahkan, bisa menjadi suatu bentuk pembodohan bagi masyarakat. Hal yang harus diperhatikan dalam iklan yang sesungguhnya memiliki tujuan baik sebagai media penyampaian informasi jangan sampai terkotori dengan hal-hal lain untuk kepentingan suatu pihak atau kepentingan media itu sendiri yang akhirnya berdampak negatif terhadap masyarakat. Dari analisis kedua iklan yang ada dapat disimpulkan bahwa satu informasi yang sama bisa menjadi sangat berbeda tergantung dari penyampaian berita dan agenda setting dari program iklan yang menayangkannya.
6. Rekomendasi
Filterisasi sebaiknya dilakukan masyarakat setiap kali menonton tayangan iklan. Hal ini untuk menghindari penonton hanya sekedar perceived reality belaka. Sebaiknya penonton tidak menerima informasi mentah dari tayangan iklan tanpa berpikir dengan kritis dan benar terlebih dahulu. Selain dari sisi masyarakat yang harus mampu mengkritisi informasi tayangan iklan, pihak pemerintah sebaiknya memperhatikan sisi tayangan iklan agar tidak merugikan salah satu pihak bila perlu membentuk badan pengawas iklan. Pihak media sebaiknya juga tidak hanya menitiberatkan pada keuntungan semata dan mengabaikan hak orang lain.


Daftar Pustaka
Giles, D. (2003). Media Psychology.  London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Harris, R. J. (2004). A cognitive psychology of mass communication. New jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Sarwono, S.W., Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika

No comments:

Diam atau Bergerak

Waktu terus berlalu tapi engkau masih disana Hari terus berlalu tapi engkau masih di singgasana Lepaskan singgasana karena engkau perlu ta...