Jul 2, 2012

Lembar Tugas Mandiri (LTM) MPK Agama Islam Part 3


Hubungan Antara Kasus “Hedonisme dan Kerapuhan Karakter Bangsa” dengan Agama Islam, Budaya, dan Seni
Oleh Salsabila Mayang Sari, 1106001920

Judul               : Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam dan
               Umatnya
Pengarang       : H. Endang Saifuddin Anshari
Data Publikasi : Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam dan
  Umatnya, H. Endang Saifuddin Anshari, Jakarta, Rajawali,
  464 hlm.

Dalam kehidupan sehari-hari, agama dan budaya saling berhubungan erat. Hubungan antara kedua hal ini dapat menghasilkan kebudayaan agama. Kebudayaan agama merupakan kebudayaan yang dilandasi agama. Dalam kasus “Hedonisme dan Kerapuhan Karakter Bangsa”, agama islam berhubungan dengan dua hal, yaitu hedonisme dan seni. Seni merupakan manifestasi dari budaya. Dalam kasus tersebut seni dimanifestasikan dalam trend menggunakan barang-barang mewah dan gaya hidup ala budaya asing. Hal ini malah akan menghasilkan sikap hedonisme yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam.
Dari kasus tersebut, seni dijadikan sebagai ajang pamer yang menimbulkan sikap hedonisme. Hal ini bisa dilihat dari renovasi toilet DPR, renovasi ruang Badan Anggaran (Banggar), dan rumah-rumah elite yang terdapat mobil mewah berbagai merek dari luar negeri. Islam tidak mengajarkan manusia untuk hidup berlebihan melainkan berkecukupan saja. Jika mereka menganggap semua hal itu sebagai manifestasi budaya seni, maka hal itu bertolak belakang dengan ajaran islam. Berkreasi seni memang merupakan jawaban positif terhadap panggilan yang lebih menghidupkan. Memang kesenian pada dasarnya mubah, jaiz, boleh. Hal-hal lain yang di luar seni itu sendiri yang dapat membawa perubahan terhadap penilaian hukum, misalnya dari mubah ke makruh. Namun dalam Islam, seni akan bernilai ibadah jika: ikhlas (sebagai titik tolaknya), mardhati ‘Ilah (sebagai titik tuju), dan amal shaleh (sebagai garis amal). Jadi, budaya seni yang mereka lakukan malah hanya menghasilkan sikap sombong dan peduli akan kesenangan saja bukan sebagai titik tolak untuk beramal dan mencari ridho Allah.
Islam menyuruh umatnya untuk bersilahturahmi, saling tukar pengetahuan (Qs.22:46). Namun, hal itu tetap harus sesuai dengan hal yang positif berdasarkan islam yang dapat menimbulkan budi-pekerti, sopan-santun, lemah-lembut, dan tidak menimbulkan rangsangan syahwat. Menggunakan produk luar negeri seperti jeans, musik pop, transportasi, dan alat komunikasi memang diperbolehkan (mubah). Namun, harus sesuai dengan batasan-batasan islam. Menggunakan produk asing untuk meningkatkan kebutuhan hidup memang baik, namun jangan melupakan kebudayaan daerah setempat. Hal ini dapat menghambat kekreatifitas orang setempat karena mayoritas lebih suka menggunakan daripada menghasilkan. Allah SWT menyuruh umat-Nya untuk mengemban ilmu agar dapat mencukupi kebutuhannya sendiri melalui kekreatifitasnya sendiri.
Adapun nilai dan faktor-faktor dalam Islam yang mendorong pemeluknya untuk menciptakan Kebudayaan Islam, antaranya Islam menghormati akal manusia, menyuruh manusia mempergunakan akal untuk memeriksa dan memikirkan keadaan alam (Qs.3:3:189-190). Islam mewajibkan tiap-tiap pemeluknya untuk menuntut ilmu (Qs.58:11). Islam melarang seseorang untuk bertaqlid buta, menerima sesuatu tanpa diperiksa terlebih dahulu (Qs.17:36). Islam mengerahkan umatnya untuk menciptakan hal baru. Islam menyuruh pemeluknya untuk mencari kerelaan Tuhan (Qs.28:77). Islam menyuruh umatnya untuk bersilahturahmi, saling tukar pengetahuan (Qs.22:46). Islam menyuruh memeriksa kebenaran walau datang dari kaum yang berbeda bangsa dan kepercayaan (Qs.20:17-18).
Karya-karya seni bagi kaum muslimin telah banyak diciptakan seperti bangunan masjid dengan arsitektur yang indah, kaligrafi, MTQ, nasyid, seni rabana, dan sebagainya. Jadi, islam tidak menentang manusia untuk menciptakan budaya akan tetapi memang harus sesuai batasannya. Untuk mengatasi keterpurukan karakter bangsa, pemerintah harus membiarkan kebebasan kreatifitas masyarakatnya untuk meningkatkan integritas bangsa. Akan tetapi, hal tersebut harus ada peraturan yang teratur dan sesuai dengan hukum negara dan agama agar sikap hedonisme tidak semakin merapuhkan karakter bangsa.







Diam atau Bergerak

Waktu terus berlalu tapi engkau masih disana Hari terus berlalu tapi engkau masih di singgasana Lepaskan singgasana karena engkau perlu ta...